REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan, konflik Suriah dalam banyak hal telah berada di luar kendali. Karena itu, ia mendorong untuk menyelamatkan gencatan senjata Suriah.
Setelah pembicaraan dengan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan diplomat Arab Saudi di Jenewa, Swiss, dia mengatakan kemajuan telah terjadi terkait rencana mengurangi kekerasan di Kota Aleppo. Namun, ia mengatakan lebih banyak pekerjaan yang dibutuhkan dan tidak ada jaminan keberhasilan.
Gencatan senjata telah mengurangi pertempuran di perang sipil Suriah yang terjadi selama lima tahun. Tetapi kekerasan telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sekitar 250 orang dilaporkan telah tewas di Aleppo dalam sembilan hari terakhir.
Pada Senin (2/5) kemarin, serangan udara pemerintah Suriah dan serangan artileri menghantam di kabupaten yang dikuasai pemberontak dan pinggiran kota Aleppo. Menurut aktivis, bombardir ini menewaskan sedikitnya tiga jiwa.
Kerry yang berbicara bersama utusan khusus PBB Staffan de Mistura setelah pembicaraan di Jenewa, mengatakan, konflik Suriah dalam banyak hal di luar kendali. Dia mengatakan, penghentian permusuhan selama berminggu-minggu telah memiliki efek mendalam yang positif dan menyelamatkan banyak nyawa. Tetapi dalam beberapa pekan terakhir gencatan senjata ini diuji.
Kerry juga berjanji untuk lebih memonitor gencatan senjata untuk melacak pelanggaran selama 24 jam sehari, tujuh hari sepekan. Sebelum meninggalkan Jenewa, Kerry bahkan berbicara melalui telepon dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov.
"Kedua pejabat ini menyeru semua pihak untuk mengamati penghentian permusuhan," kata kementerian luar negeri Rusia seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (3/5).