REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Kondisi kemanusiaan di seluruh Irak bertambah buruk, dan orang yang kehilangan tempat tinggal meningkat akibat operasi militer dan bentrokan.
Menurut Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Senin (2/5), operasi militer di Provinsi Anbar di Irak Tengah misalnya, telah membuat tak kurang dari 60.000 orang kehilangan tempat tinggal sejak awal Maret.
Selain itu, ia mengatakan bahwa di Gubernuran Erbil di Koridor Mosul, lebih dari 3.800 orang telah terusir dari rumah mereka akibat operasi militer yang berlangsung selama dua bulan belakangan.
Juru bicara tersebut juga memberi penjelasan kepada wartawan mengenai reaksi PBB. Ia mengatakan bantuan kemanusiaan akan diberikan ke semua lokasi yang bisa dijangkau, dan pusat perhatian ditujukan kepada warga yang baru kehilangan tempat tinggal.
Pada saat yang sama, ia memperingatkan "kondisi tidak aman, pemeriksaan keamanan yang ketat, lokasi terpecil orang yang kehilangan tempat tingga, dan kamp yang padat penghuni masih menjadi penghalang besar" bagi reaksi oleh PBB dan semua mitranya.
Dujarric juga mengatakan PBB masih sangat prihatin mengenai laporan tentang kondisi kemanusiaan di dalam Fallujah, Kota di Provinsi Al-Anbar di Irak.
"PBB tak memiliki akses ke daerah itu untuk mengabsahkan keadaan secara langsung. Namun, pemantauan dari jauh mengenai harga pangan dan ketersediaan menunjukkan kekurangan parah mungkin ada," kata dia dilansir Xinhua.
Selain itu, Misi Bantuan PBB buat Irak (UNAMI) menyampaikan keprihatinan besarnya pada akhir pekan mengenai perkembangan di Baghdad, termasuk penyerbuan bangunan Dewan Perwakilan oleh demonstran setelah mereka memasuki Zona Internasional.
Misi tersebut mengutuk penggunaan kekerasan, termasuk terhadap pejabat terpilih, dan mendesak semua pihak agar tenang, menahan diri dan menghormati lembaga konstitusi di Irak pada saat genting ini.
PBB, tambah dia, terus beroperasi dari markasnya di Zona Internasional di Baghdad dan terus mengadakan kontak dengan semua pihak untuk memfasilitasi penyelesaian yang memenuhi tuntutan rakyat bagi pembaruan.