REPUBLIKA.CO.ID, Tiga puluh enam tahun lalu, pengepungan Kedutaan Besar Iran di London telah berakhir setelah serangan dramatis oleh pasukan komando SAS. Lima orang bersenjata tewas dan satu ditangkap.
Sebanyak 19 sandera dibebaskan, tapi satu meninggal dan dua terluka dalam baku tembak yang terjadi.
Lebih dari 30 pasukan bertopeng menyerbu gedung kedutaan dari balkon, pintu depan dan pintu belakang, melemparkan granat melalui jendela. Teriakan terdengar dari dalam gedung dan 15 menit kemudian para sandera muncul dan dikawal oleh polisi Skotlandia ke ambulans yang menunggu di luar.
Pengepungan dimulai lima hari lalu ketika enam orang bersenjata mengambil alih kedutaan Iran di Kensington. Sebagian besar sandera adalah warga negara Iran, polisi penjaga Pc Trever Lock, Sim Harris dan Chris Cramer dari BBC, dan wisatawan yang datang untuk mengurus visa.
Empat dari para tawanan, termasuk Cramer dibebaskan karena alasan medis. Pria-pria bersenjata kelompok pembangkang Iran itu menentang Ayatollah Khomeini. Mereka ingin pembebasan 91 tahanan politik di Iran serta pesawat untuk membawa mereka dan sandera dari Inggris.
Menteri Kabinet Inggris William Whitelaw memerintahkan serangan pada hari kenam pengepungan setelah kelompok bersenjata itu menembak mati atase pers Iran Abbas Lavasani dan membuang jasadnya di luar gedung.
Pasukan bersenjata berbicara melalui PC Look yang menyampaikan tuntutan dari jendela kedutaan kepada petugas polisi di lapangan. Mereka kemudian mengancam membunuh sisa sandera dan meledakkan kedutaan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pemerintah Iran menyetujui penggunaan kekuatan. Presiden Iran Bani-Sadr mengumumkan serangan SAS sebagai kemenangan. "Kami tidak menyerah, kami menjadi pemenang," katanya.
Perdana Menteri Margaret Thatcher mengunjungi barak SAS di Kensington untuk mengucapkan selamat kepada pasukan. Misi yang disebut Operasi Nimrod itu sukses.
Selanjutnya: Inilah Orang Amerika Pertama yang Jejakkan Kaki di Luar Angkasa