REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Asialink pada Melbourne University menyambut positif pengumuman Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Menteri Perdagangan Steven Ciobo yang akan menjadikan Singapura sebagai basis inovasi perusahaan start-up Australia.
“Secara kolektif, inisiatif ini menandai langkah terpenting dalam hubungan kedua negara dalam beberapa dekade. Paket kebijakan ini memperkaya hubungan kedua negara dan semakin memperkuat posisi Australia di tengah pertumbuhan Asia," ujar Chairman Asialink, Sid Myer AM.
“Secara khusus kami menyambut baik fokus kebijakan ini pada generasi muda, dengan meningkatkan pertukaran pendidikan dan budaya, termasuk melalui program Bridge yang merupakan program utama yayasan Asia Education Foundation dari Asialink,” kata Myer dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan ABC, Jumat (6/5).
Sementara itu CEO Asialink Jenny McGregor AM menambahkan, Singapura merupakan mitra strategis Australia. "Program dialog keamanan regional akan memperkaya program Asialink Conversations yang selama ini sudah berjalan,” jelasnya.
Inisiatif pemerintah Australia dilandasi ambisi besar ke arah terjadinya integrasi ekonomi antara Australia dan Singapura.
Selain menjadi basis inovasi, paket kebijakan ini juga akan memperdalam kerjasama pertahanan, pendidikan, seni dan pariwisata. Hal ini sejalan dengan Comprehensive Strategic Partnership yang ditandatangani tahun 2015.
Paket kebijakan yang diumumkan mencakup peningkatan mobilitas dan jangka waktu tinggal bagi kalangan bisnis dan investor, pengakuan atas strata kesarjanaan, serta kesepakatan untuk memulai negosiasi penyetaraan kualifikasi profesional di antara kedua negara.
Investor Singapura di Australia juga akan diuntungkan dan diperlakukan setara dengan kalangan investor dari Amerika Serikat.
Asialink merupakan lembaga yang memimpin upaya Australia dalam membangun kapasitas mereka untuk lebih mampu terlibat di Asia, salah satunya melalui Asialink Business.