Ahad 08 May 2016 09:22 WIB

Makin Banyak Ibu di Kyrgyzstan Pilih Bekerja

Seorang ibu dan anaknya di Kyrgyzstan.
Foto: uncorneredmarket.com
Seorang ibu dan anaknya di Kyrgyzstan.

REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK -- Di Kyrgyzstan, secara tradisional, banyak ibu dari negara Muslim Badui masih mengikuti tradisi tinggal di rumah untuk mengurus anak mereka. Namun, makin banyak ibu memilih untuk berjuang bagi keseimbangan yang lebih baik antara karir dan keluarga.

Kyrgyzstan tidak mengenal Hari Ibu sampai Presiden Kyrgyzstan Almazbek Atambaev berjanji merayakannya pada 7 Maret 2012. Di dalam satu dekrit yang ditandatangani pada 23 April 2012, Hari Ibu digagas dalam upaya menaikkan status sosial dan peran ibu serta perempuan Kyrgyzstan.

Mulanya Hari Ibu ditetapkan pada Ahad kedua Mei, tapi karena paruh pertama Mei penuh dengan hari libur, Hari Ibu diputuskan dirayakan pada Ahad ketiga Mei. Pada Hari Ibu, rakyat di negeri tersebut mempersiapkan hadiah buatan sendiri atau membeli hadiah buat para ibu, bahkan mereka menggelar acara atau pesta buat para ibu.

Setiap keluarga di Kyrgyzstan berharap memiliki banyak anak. Pada November 2015, Kyrgyzstan menyambut kehadiran warga keenam juta di negeri itu. Sedangkan peningkatan jumlah warga dipandang sebagai indeks penting kekuatan nasional menyeluruh.

Memiliki empat anak adalah norma bagi keluarga biasa di Kyrgyzstan belakangan ini. Data statistik di Negeri tersebut memperlihatkan rata-rata usia produktif perempuan Kyrgyzstan ialah 23-24 tahun dan setiap perempuan Kyrgyzstan memiliki dua sampai tiga anak.

"Masih muda, sepenuh waktu di rumah, tak punya perawat anak, punya banyak anak adalah kehidupan biasa buat banyak ibu di Kyrgyzstan," kata seorang anggota organisasi non-pemerintah yang khusus menangani urusan perempuan. Ia mengaku bernama Safina.

"Secara tradisional, perempuan Kyrgyzstan mesti meninggalkan pekerjaan mereka dan tinggal di rumah untuk menunggu memiliki bayi setelah menikah," kata perempuan pegiat itu.

Seorang perempuan lain, Gulnara yang berusia 30-an adalah ibu penuh waktu dengan tiga anak lelaki dan seorang anak perempuan. Putra tertuanya adalah seorang mahasiswa di Cina, sedangkan putri bungsunya baru berusia 10 tahun.

Gulnara mengatakan ia bukan seorang perempuan super dan benar-benar gila mengurus begitu banyak anak pada waktu yang bersamaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement