Senin 09 May 2016 10:51 WIB

Filipina Gelar Pemilu Akbar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina, Benigno Aquino
Foto: AP
Presiden Filipina, Benigno Aquino

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina menggelar pemilihan umum dengan pengamanan ketat, Senin (9/5). Lebih dari 100 ribu polisi dikerahkan ditengah kekhawatiran kerusuhan. Lima kandidat maju dalam pemilu untuk jadi presiden baru.

Selain itu, pemilu juga akan memilih senator, wakil presiden dan sekitar 18 ribu pejabat lokal termasuk walikota. Rangkaian kampanye sebelumnya telah berakhir ricuh dengan 15 nyawa melayang.

Terbaru, seorang kandidat wali kota, Armando Ceballos tewas dibunuh pada Sabtu. Seorang pria bersenjata masuk ke rumah Ceballos di kota Lantapan dan menembaknya hingga tewas.

Kandidat terdepan dalam pemilu presiden adalah Rodrigo "Digong" Duterte. Pria 71 tahun itu fokus pada isu hukum dalam kampanyenya. Ia juga mantan jaksa dan walikota Davao selama 22 tahun.

Presiden saat ini, Benigno Aquino meminta kandidat lain untuk mengalahkan Duerte. Ia memperingatkan Duerte adalah diktator. "Saya butuh bantuan anda untuk menghentikan kembalinya teror ke negara kita, saya tidak bisa melakukannya sendirian," katanya, dikutip BBC.

Kandidat lainnya adalah Grace Poe, Jejomar Binay dan Miriam Defensor-Santiago. Sebanyak 54 orang terdaftar sebagai pemilih di negara 7.000 pulau itu. Isu lain yang jadi bahan kampanye adalah ekonomi, kriminal, korupsi, kemiskinan dan sengketa wilayah Laut Cina Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement