Rabu 11 May 2016 13:50 WIB

Australia Tahan Lima Tersangka akan Berlayar Gabung ISIS

Militan ISIS kuasai Irak dan Suriah.
Foto: NBCnews
Militan ISIS kuasai Irak dan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kepolisian Australia menahan lima tersangka, yang diduga merencanakan pelayaran dengan perahu kecil dari ujung utara wilayah Indonesia dan Filipina untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah, Rabu (11/5).

Para tersangka itu ditahan pada Selasa (10/5) ketika akan melego jangkar perahu berukuran tujuh meter. Polisi mengatakan mereka akan menempuh pelayaran sejauh 3.000 kilometer dari Melbourne menuju Cairns di negara bagian Queensland.

Kebijakan imigrasi Australia yang sangat ketat sudah mendapat banyak kritik, yaitu yang berkaitan dengan upaya menghentikan kedatangan para pencari suaka yang memakai perahu dari arah Indonesia menuju Australia, tetapi sangat jarang melakukan usaha yang sebaliknya, melarang perjalanan arah berlawanan.

"Kami menyelidiki dugaan mereka merencanakan memakai jalur melalui Indonesia menuju Filipina dan akan mengakhiri perjalanan di Suriah. Ini bukan kejadian yang lumrah, orang akan mencapai Suriah dengan perahu, namun saya tidak mempunyai data yang pasti," kata deputi polisi di wilayah Victoria, Shane Patton kepada wartawan di Melbourne.

Para tersangka itu belum didakwa. Menurut peraturan keamanan, yang baru dan keras, yang dikeluarkan pada 2014, warga Australia menghadapi ancaman penjara 10 tahun bila melakukan perjalanan keluar negeri di daerah yang dinyatakan terbatas, meliputi Provinsi Raqqa di Suriah yang menjadi basis kelompok ISIS.

Australia yang merupakan sekutu kuat Amerika Serikat, meningkatkan kewaspadaan setelah terjadi serangan di dalam negeri pada 2014 dan mereka menangani sejumlah potensi serangan dan selama itu juga terjadi serangan-serangan termasuk penyanderaan di kedai minum di Sydney.

Polisi mengatakan bahwa belum jelas apakah pria-pria berusia antara 21 hingga 33 tahun itu akan mencemplungkan perahunya ke perairan.

Perusahaan penyiaran Australia mengatakan seorang dai tersohor kelahiran Melbourne, Musa Cerantonia, pendukung fanatik ISIS, yang dipulangkan dari Filipina ke Australia pada 2014, termasuk di antara para tahanan itu. Cerantonia, yang berpindah dari agama sebelumnya ketika berusia 17 tahun, diduga berencana bergabung dengan IS ketika dia dideportasi karena memiliki dokumen perjalanan palsu.

Sekitar 100 orang dikabarkan meninggalkan Australia untuk bergabung dan berjuang dengan kelompok ISIS di Suriah, kata Menteri Imigrasi bulan lalu. Indonesia dan Australia berbagi wilayah perairan laut namun juga mengapit ratusan kilometer laut terbuka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement