REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah hasil jajak pendapat nasional Reuters/Ipsos dirilis pada Rabu (11/5) mengenai dua calon terdepan menuju Gedung Putih. Hasilnya Donald Trump dari Partai Republik memiliki dukungan yang nyaris seimbang dengan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Menurut jajak pendapat, dukungan terhadap Trump melonjak setelah ia memenangkan nominasi Partai Republik pekan lalu dengan mengalahkan dua saingannya. Survei menunjukkan 41 persen pemilih cenderung mendukung Clinton sementara 40 persen mendukung Trump, dengan 19 persen menyatakan ragu-ragu.
Survey tersebut dilakukan terhadap 1.289 orang selama lima hari dan memiliki tingkat kredibilitas tiga poin persentase. Trump berkomentar sangat senang dengan hasil survei tersebut.
"Sangat senang melihat angka-angka ini. Arah yang baik," katanya. Sementara juru bicara untuk kampanye Clinton menolak menanggapi berkomentar soal ini.
Clinton dan Trump sama-sama memiliki pendukung dari pemilih partai masing-masing. Tapi masih ada pemilih independen yang terus mengungkapkan ketidakpastian mereka mengenai siapa yang mereka dukung. Ada 38 persen dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang mengatakan mereka tak yakin atau akan memilih orang lain.
Kedua calon juga saling menyerang satu sama lain. Clinton mengkritik rencana reformasi pajak Trump, sementara miliader tersebut mengejek Clinton karena belum dapat 'menutup kesepakatan' dengan lawannya Bernie Sanders.
Profesor Ilmu Politik Universitas Virginia Larry Sabato mengatakan Trump juga menghadapi dinding penentangan dari kelompok pemilih minoritas. "Ini merupakan pemilu yang ditentukan oleh komposisi demografis, dan tak berubah dalam sepekan," katanya.