Kamis 12 May 2016 16:36 WIB

Ukraina-Rusia Sepakat Bangun Zona Demiliterisasi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan Ukraina pro-Rusia.
Foto: Reuters
Pasukan Ukraina pro-Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ukraina dan Rusia sepakat membuat zona demiliterisasi di area yang dikuasai separatis pro-Rusia di Ukraina bagian timur, Rabu (11/5). Ukraina dan Rusia menggelar pertemuan di Berlin dengan mediator, negara Prancis dan Jerman.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan ini akan jadi langkah besar jika hal itu benar-benar diimplementasikan. "Ini akan membantu memperkuat gencatan senjata yang rapuh," kata Steinmeier pada reporter pascapembicaraan dengan Menlu dari tiga negara itu.

Kesepakatan lain termasuk memperbaiki sistem berbagi informasi dan menghentikan latihan militer di sepanjang wilayah separatis dan Ukraina. Hal ini dilakukan demi menghindari kekerasan seperti yang terjadi di masa lalu.

Mereka juga sepakat mengambil langkah-langkah baru untuk lebih cepat menyelesaikan konflik. Setiap perkembangannya akan dimonitor oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa.

Pertemuan ini berlangsung sekitar tiga jam. Namun Steinmeier mengatakan mereka tidak bisa mencapai kesepakatan dalam isu penyelenggaraan pemilu lokal di wilayah separatis.

Meski demikian, semua pihak ingin melihat perkembangan dalam diskusi ini. Setidaknya, Ukraina dan Rusia untuk pertama kalinya menghasilkan sejumlah rencana konkeit dalam isu-isu pelecut konflik.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Pavlo Klimkin mengatakan Kiev terus mendesak hak pengungsi Ukraina untuk memilih dan mendirikan pemerintahan di wilayah separatis. Mereka juga butuh memastikan akses penuh dan menyeluruh pada semua media.

Menlu Rusia, Sergei Lavrov berulang kali menuduh Ukraina terus menghindari tanggung jawabnya di bawah kesepakatan damai Minsk. Sementara Kiev menuduh Moskow mendukung para separatis dengan senjata dan pasukan untuk mendestabilisasi Ukraina dan pemerintah barat. Tuduhan itu disangkal Kremlin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement