REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Blokade yang dilakukan pemerintah Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama satu dekade. Menurut badan PBB, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), blokade tersebut telah merusak perekonomian di wilayah tersebut dan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran.
"Blokade ketat pergerakan barang dan orang masuk serta keluar Gaza tak hanya menghancurkan ekonomi yang berbasis perdagangan di wilayah tersebut, mereka juga bertanggung jawab atas meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kerawanan pangan," ujar laporan tersebut.
Seperti dilansir Middle East Monitor, laporan juga mengatakan blokade berkontribusi pada depresi, putus asa dan pengukungan, khususnya di kalangan kaum muda. Blokade menurut UNRWA juga menambah biaya bagi organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza.
"Pada 2015 saja, biaya untuk staf tambahan, transit dan logistik yang dihasilkan dari persyaratan Israel untuk akses dan pemantauan ke Jalur Gaza hampir mencapai 8,6 juta dolar Amerika Serikat," kata UNRWA.
Menurut laporan ini sama dengan biaya membangun enam sekolah UNRWA atau mendistribusikan makanan pada sekitar 930 ribu penerima selama lima pekan.