REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dinas Rahasia mengatakan pada Kamis (12/5), mereka sedang menyelidiki mantan kepala pelayan Donald Trump atas komentar di akun Facebooknya yang menyerukan pembunuhan Presiden Barack Obama. Atas tindakannya tersebut, Anthony Senecal terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.
Seperti dilansir laman the Washington Times, Jumat (13/5), juru bicara Dinas Rahasia Robert Hoback mengatakan lembaga tersebut telah mengetahui kasus ini. Dinas Rahasia pun menyatakan akan menyelidiki kasus yang melibatkan Senecal. "Dinas Rahasia Amerika Serikat mengetahui masalah ini dan akan melakukan penyelidikan yang tepat," kata Hoback.
Kejahatan mengancam presiden merupakan tindak pidana dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Status di akun Facebook Senecal yang mengancam Obama kali pertama dilaporkan oleh Mother Jones.
Senecal mengatakan kepada Mother Jones, ia telah bekerja di Mar-a-Lago estati Palm Beach, Florida, sejak 1959. Kemudian menurut Senecal, Trump mengakuisisi properti tersebut pada 1985, dan ia tetap bekerja kemudian menjadi kepala pelayan miliarder tersebut.
Senecal dilaporkan menulis sebuah status di akun Facebook-nya pada Rabu (11/5). Dalam statusnya tersebut ia menyerukan agar Presiden Obama dibunuh karena dianggap sebagai agen musuh. Obama juga digambarkan sebagai pengkhianat dan harusnya dibunuh sejak periode awal pemerintahannya.
Selainitu, Senecal juga dilaporkan menulis setidaknya selusin status serupa di akun Facebook-nya yang menghina Obama dan menyerukan presiden untuk digantung. Dihubungi untuk dimintai komentarnya oleh CNN News pada Kamis, pria 84 tahun itu mengkonfirmasi bahwa ia memang menulis status tersebut. Baca juga, Tujuh Selebritas Pendukung Trump.
"Caranya saya tak peduli. Digantung, ditembak, saya lebih suka digantung di serambi Gedung Putih, atau saya biasa menyebutnya masjid putih," kata Senecal dalam sebuah wawancara telepon pada Kamis.
"Apa saya terdengar seperti sudah gila? Karena saya tidak (gila). Saya hanya muak dengan dia (Obama)," ujar Senecal.
Namun seperti dilansir BBC News, tim kampanye Trump mengecam komentar Senecal. Juru kampanye Trump Hope Hicks mengingkari pernyataan Senecal, dan mengatakan pelayan tersebut telah bertahun-tahun tak bekerja di Mar-a-Lago. Padahal Senecal mengaku telah menjadi kepala pelayan Trump selama 17 tahun. "Kami sangat mengutuk komentar mengerikan dari Senecal," katanya.