Sabtu 14 May 2016 09:15 WIB

Gaza Film Festival Gelar Karpet Merah di Tengah Reruntuhan

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Pemutaran film Idol yang menceritakan tentang seorang penyanyi Palestina, Mohammed Assaf pada pembukaan festival film di Gaza, Kamis (12/5).
Foto: New York Times
Pemutaran film Idol yang menceritakan tentang seorang penyanyi Palestina, Mohammed Assaf pada pembukaan festival film di Gaza, Kamis (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Festival Film Hak Asasi Manusia kembali digelar untuk kedua kalinya di Jalur Gaza. Tak seperti Cannes Film Festival yang dipenuhi nuansa glamor, ajang film ini justru menggelar red carpet mereka di tengah puing reruntuhan bangunan.

Aljazirah melaporkan, ide menggelar ajang festival film ini memang sedikit berbeda dengan fesival kebanyakan. Festival yang digelar di tempat di mana tak ada bioskop ini mencoba memberi sedikit pengalaman sinematik bagi warga Gaza.

Para pesertanya pun dari segala usia, yang begitu lelah menghadapi konflik dan embargo. Mereka tampak senang mendapat kesempatan ini. Panitia mengatakan acara dimaksudkan untuk memberikan rakyat Gaza, kesempatan merasakan damai. Meski itu mungkin hanya sesaat.

Salah satu penyelenggara festival Saud Aburamdan mengatakan, festival mengusung slogan dalam bahasa Arab yakni "Badna Nitnafas" yang artinya kami ingin bernafas, menghirup udara, merasakan kebebasan.

Acara menurut Aburamdan juga dimaksudkan menunjukkan kepada dunia bahwa Gaza bukanlah kota teroris, melainkan kota yang orang-orangnya mencintai kehidupan.

"Gaza memiliki wajah lain, wajah lain dari Palestina yang indah di Jalur Gaza yang mencintai kehidupan, mereka bukan teroris. Mereka bisa pergi dan menonton film," katanya.

Selama empat hari 70 film dijadwalkan ditayangkan di layar. Di antara yang di tayangkan adalah film ficer narasi, dokumenter, film pendek dan semuanya gratis untuk umum.

Sementara Cannes Film Festival mungkin akan mewarnai berita utama surat kabar, tidak dengan festival film di Gaza ini. Tapi bagi warga Gaza, festival ini sangat spesial.

Salah satu warga Maysa Al-Atrash mengatakan senang dengan acara budaya seperti ini. Festival budaya semacam ini bisa menjadi kegiatan menyenangkan bagi dia dan anak-anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement