REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengecam laporan tahunan Departemen Pertahanan Amerika Serikat terkait militer Cina, Ahad (15/4). Cina menyebutnya distorsi disengaja yang telah merusak sikap saling percaya kedua negara.
Dalam laporan tahunannya kepada Kongres terkait kegiatan militer Cina, Departemen Pertahanan AS mengatakan pada Jumat, Cina diperkirakan akan menambah infrastruktur militer yang besar, termasuk sistem komunikasi dan pengawasan ke pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan tahun ini.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Yang Yujun menyatakan ketidakpuasan yang kuat dan oposisi perusahaan kepada laporan Pentagon. Menurut Yang, laporan sensasi AS tentang ancaman militer Cina terdistorsi, seolah kebijakan pertahanan Cina tidak adil yang digambarkan dalam kegiatan Cina di Laut Cina Selatan dan Timur.
"Cina mengikuti kebijakan pertahanan nasional yang defensif di alam," kata Yang.
Ia menambahkan pembangunan militer dan reformasi ditujukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan integritas teritorial dan menjamin pembangunan damai Cina. Justru, ia menjelaskan, adalah AS yang selalu curiga dan meregangkan otot militernya dengan sering mengirimkan pesawat militer dan kapal perang ke wilayah tersebut.
Meskipun meminta untuk kebebasan navigasi dan menahan diri untuk perdamaian, kata Yang, AS telah mendorong maju militerisasi Laut Cina Selatan dengan niat untuk mengerahkan hegemoni.
Kapal militer AS berkali-kali melakukan perjalanan hingga 12 mil mendekat wilayah sengketa dengan alasan kebebasan navigasi. Belum lama ini, kapal US William P Lawrence berlayar mendekati Fiery Cross Reef di Laut Cina Selatan yang diakui AS untuk menentang klaim maritim berlebihan di Laut Cina Selatan.
Klaim maritim berlebihan ini dianggap tidak sesuai dengan hukum internasional yang tercermin dalam Konvensi Hukum Laut.
Laporan Pentagon mengatakan, rencana penambahan infrastruktur militer akan memberi Cina pangkalan sipil-militer jangka panjang di perairan yang diperebutkan.
Laporan itu juga mengungkapkan Cina telah menyelesaikan upaya reklamasi besar pada Oktober, beralih fokus ke pembangunan infrastruktur, termasuk tiga landasan sepanjang 3.000 meter yang dapat mengakomodasi jet tempur canggih.