Senin 16 May 2016 11:31 WIB

Cuaca Ekstrem, Sejumlah Pesawat Dialihkan dari Bandara Sri Lanka

Cuaca Ekstrem/Ilustrasi
Foto: bmkg.go.id
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sebanyak tiga pesawat perusahaan penerbangan internasional yang dijadwalkan mendarat di bandar udara utama Sri Lanka dialihkan ke India dan Sri Lanka Selatan akibat hujan lebat.

Pesawat tersebut adalah milik Malindo Air yang tiba dari Kuala Lumpur, Malaysia, Jet Airways yang dijadwalkan tiba dari Mumbai, India, dan Fly Dubai yang menurut jadwal tiba di Kolombo dari Dubai, Uni Emirat Arab.

Juru bicara bandara udara mengatakan kepada Xinhua pesawat Malindo Air dan Jet Airways dialihkan ke Kota Cochin di India sedangkan pesawat Fly Dubai dialihkan ke Bandar Udara Mattala di Sri Lanka Selatan.

Cuaca ekstrem yang disertai hujan lebat dan angin kencang di negara pulau itu berlangsung sepanjang Ahad (15/5) dan Senin (16/5), serta menewaskan dua orang dan membuat ribuan orang lagi meninggalkan kediaman mereka. Empat orang juga telah dilaporkan hilang dan lebih dari 8.000 orang lagi telah terpengaruh dalam 24 jam belakangan.

Palang Merah Sri Lanka mengatakan lebih dari 250 orang di Kota Kurunegala di bagian barat laut negeri tersebut dan lebih dari 41 keluarga di Kota Balapitiya, Sri Lanka Selatan, telah diungsikan pada Senin dini hari waktu setempat dan dipindahkan ke kamp sementara akibat banjir di daerah itu.

Tanah longsor di Kegalle di Provinsi Sabaragamuwa telah membuat tiga orang dilaporkan hilang. Badan Meteorologi setempat di dalam peringatan cuacanya pada Senin mengatakan angin kencang dan hujan lebat akan berlanjut di provinsi di bagian barat laut, tengah utara dan utara pulau tersebut.

Hujan lebat atau hujan badai juga diperkirakan kadangkala terjadi di Kabupaten Sabaragamuwa di bagian barat dan tengah Sri Lanka serta beberapa daerah di bagian selatan negeri itu. Departemen Meteorologi menyarankan masyarakat agar tetap berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan dari sambaran petir.

Beberapa sekolah di negeri tersebut juga tetap ditutup pada Senin dan banyak jalan terputus gara-gara banjir dan pohon yang tumbang. Air dari beberapa sungai juga telah mulai meluap, sehingga membuat pemerintah segera melakukan operasi pengungsi di daerah tersebut.

 

Baca: Sejarah Hari Ini: Jerman Hancurkan Pemberontakan Yahudi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement