REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron menolak menarik kembali komentarnya terkait pernyataan bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) yang melarang Muslim masuk AS.
"Perdana Menteri tetap berpegang teguh pada sikapnya mengenai larangan bagi Muslim ke AS sebagai sesuatu yang memecah belah, bodoh, dan juga salah," kata juru bicara Cameron, Dan York-Smith seperti dikutip dari Al Jazirah, Selasa (17/5).
Namun, Smith menegaskan bahwa Cameron berkomitmen untuk menjaga hubungan khusus dengan AS, tidak peduli siapa pun yang menang dalam pemilihan presiden negara Paman Sam tersebut. "Ia (Cameron) akan bekerja dengan siapa pun presiden AS," kata York-Smith.
Sebelumnya, Trump mengatakan, hubungannya dengan Cameron tampaknya tidak berjalan mulus. "Tampaknya, kami tidak akan memiliki hubungan yang sangat baik," ucap Trump dalam wawancara dengan ITV yang dilakukan di New York.
Trump mengaku berharap bisa memiliki hubungan baik dengan Cameron, tetapi kelihatannya, kata Trump, Cameron tidak ingin menyelesaikan masalahnya.
Dalam wawancara yang dilakukan pada hari Sabtu, Trump juga menyebut wali kota baru London, Inggris Sadiq Khan, kasar karena menolak pernyataan Trump terhadap Muslim AS.
‘’Dia belum tahu saya, dia pun belum pernah bertemu saya, dia tak tahu apa-apa tentang saya. Saya rasa, pernyataannya kasar dan tolong katakan padanya bahwa saya akan selalu mengingat perkataan itu," kata Trump.
Ia menegaskan bahwa kata-kata tersebut benar-benar pernyataan yang jahat. Trump mengaku akan mengingat reaksi Khan yang berlawanan dengan dirinya.
Meski Muslim, Khan menurut Trump mendapat pengecualian dan akan tetap diperbolehkan masuk ke AS. Trump juga membantah bahwa dia sekarang dalam posisi ‘berperang’ dengan Khan.
"Saya hanya berpikir, ini sikap dia kasar dan dalam kenyataannya memang bertentangan dengan saya. Saya mendoakan dia ketika tahu dia menang dan dia seorang Muslim, tetapi sikapnya bodoh dengan memberikan pernyataan seperti itu," kata Trump.
Sebelumnya diberitakan, pihak Khan menanggapi pernyataan Trump dengan menyebut bahwa kebanyakan warga AS akan menolak pandangan Trump tersebut. "Khan telah menghabiskan seluruh waktu hidupnya untuk melawan ekstremis, tetapi Trump membuat upaya kita semua melawan ekstremis semakin berat," ungkap pernyataan itu.
"Pilihan sikap itu membuat kedua negara dalam kondisi kurang aman," ujar Khan. Kantor Khan mengatakan para pemilih AS akan menolak pandangan Trump.