Selasa 17 May 2016 09:45 WIB

Armenia-Azerbaijan Sepakat Perlunya Gencatan Senjata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan militer Nagorno-Karabakh menyiapkan senjata dari sebuah howitzer di Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, Selasa, 5 April 2016.
Foto: Vahan Stepanyan/PAN Photo via AP
Pasukan militer Nagorno-Karabakh menyiapkan senjata dari sebuah howitzer di Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, Selasa, 5 April 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Presiden Armenia dan Azerbaijan sepakati perlunya gencatan senjata, termasuk perjanjian damai untuk menyelesaikan konflik di Nagorno-Karabakh, Senin (16/5).

Hal ini disampaikan pernyataan bersama antara Amerika Serikat, Prancis dan Rusia. Menurut pernyataan, dua pemimpin menyepakatinya dalam sebuah pertemuan di Wina.

Mereka akan bertemu lagi pada Juni. Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) juga akan menyelesaikan rencana untuk mengawasi gencatan senjata di Nagorno-Karabakh.

"Para presiden menegaskan komitmen mereka pada gencatan senjata dan permukiman damai di daerah konflik," katanya.

Mereka juga sepakat mengurangi kekerasan juga menerima mekanisme penyelidikan OSCE. Pertemuan di Wina merupakan pertama kalinya antara Presiden Armenia Serzh Sarksyan dan Presiden Azerbaijan Ilman Aliyev. Konflik antara separatis yang didukung Armenia di Nagorno-Karabakh dengan pasukan Azerbaijan telah menewaskan ratusan orang.

Meski gencatan senjata dilangsungkan, penduduk mengatakan pertempuran masih terjadi. Masih ada korban-korban tewas dari baku tembak dan serangan proyektil.

Setelah pertemuan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia siap memediasi kesepakatan yang lebih memuaskan. Menlu AS John Kerry yang berada di Wina untuk pertemuan Suriah dan Libya juga menggelar pertemuan dengan masing-masing presiden.

 

Baca: Sejarah Hari Ini: Jasad Charlie Chaplin Ditemukan

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement