REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon kandidat terdepan dari partai Republik, Donald Trump tidak keberatan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, miliarder itu mengaku tidak masalah jika harus menemui Kim untuk membahas program nuklir Korut.
"Saya akan berbicara padanya, saya tidak punya masalah," kata Trump dikutip CBS.
Pernyataannya itu merupakan salah satu respons dari pertanyaan-pertanyaan soal kebijakan luar negeri Trump. Kebijakannya terus berubah sejak awal kampanye.
Laporan hasil wawancara itu dipublikasikan beberapa jam sebelum Trump menang primary Oregon, Rabu (18/5). Selain membahas Kim, Trump juga mengkritik pendekatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam menangani Ukraina.
Sebelumnya Putin sempat menyebut hal baik soal Trump. Ia menyebut Trump cerah dan bertalenta. Trump juga sempat membalas hangat dengan mengatakan hubungan mereka akan sangat baik.
Namun kini Trump kembali dingin. "Fakta ia mengatakan hal baik soal saya tidak berarti saya akan membantunya dalam negosiasi. Itu tidak akan membantunya sama sekali," kata Trump.
Awal pekan ini, Trump mengaku pesimistis soal hubungannya dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron. "Sepertinya kami tidak akan punya hubungan yang sangat baik," katanya dalam wawancara dengan ITV.
Cameron mengkritik rencana Trump soal melarang Muslim masuk AS. Ia menyebutnya bodoh dan salah. Namun kini, sepertinya Trump sudah lupa soal penilaian awalnya. "Saya yakin saya akan punya hubungan baik dengannya, meski Cameron punya banyak masalah," kata Trump.
Baca: Hillary Clinton Nyatakan Kemenangan di Kentucky