REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon melaporkan aksi membahayakan yang dilakukan oleh dua jet tempur milik Cina pada Rabu (18/5). Jet tersebut mencegat sebuah pesawat militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan sehari sebelumnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, menyangkal pernyataan AS. Ia mengatakan tuduhan itu tidak benar. Menurut dia, pesawat AS yang melakukan pengintaian di dekat pulau provinsi Hainan.
"Ini harus ditunjukkan bahwa pesawat AS sering melakukan pengintaian di perairan pantai Cina," kata Hong kepada reporter dalam keterangan pers rutin, Kamis (19/5). Hal ini, tambahnya sangat membahayakan keamanan maritim Cina.
Ia meminta AS segera menghentikan pengintaian jarak dekat itu untuk menghindari insiden seperti yang terjadi pada Selasa. Hong menambahkan, aksi pencegatannya itu dilakukan sesuai standar profesional dan keamanan.
"Mereka menjaga perilaku aman dan tidak terkait dengan segala aksi membahayakan," tambah Hong. Kementerian Pertahanan Cina mengatakan sedang mempelajari laporan terkait insiden itu.
Baca juga, Bahas Laut Cina Selatan, Cina Marah dengan Negara Maju.
AS mengatakan, insiden terjadi di wilayah udara internasional saat AS melakukan patroli rutin. Namun, AS tidak menyebut lokasi tepatnya. Kementerian Pertahanan mengatakan jalur diplomatik ditempuh untuk meninjau permasalahan itu. Kedutaan Cina di Washington belum mau berkomentar.
Insiden Selasa tersebut menambah tegang hubungan kedua negara di wilayah perairan. AS berkeras tidak melanggar peraturan internasional, sementara Cina menuduh AS menantang kedaulatannya.
Washington mengatakan, Beijing memiliterisasi Laut Cina Selatan dengan membangun pulau buatan dan menjadikannya basis militer. Sebagai balasan, Beijing terus mengkritik peningkatan patroli angkatan laut juga latihan AS di Asia. Insiden pada Selasa terjadi sepekan setelah Cina mengerahkan sejumlah jet tempur di pulau buatan. Beberapa waktu sebelumnya, kapal Angkatan Laut AS berlayar ke dekat pulau yang diklaim Cina.