REPUBLIKA.CO.ID, SENDAI -- Brexit atau suara untuk Inggris keluar dari Uni Eropa pada referendum bulan depan bisa menyebabkan kerusuhan pasar keuangan. Hal itu diakui peserta simposium informal dengan Kelompok Tujuh Pemimpin Keuangan (G7) dan akademisi pada Jumat (20/5).
Peserta simposium yang tertutup untuk media juga sepakat mengandalkan kebijakan moneter saja tidak akan menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan.
Tidak ada tuntutan untuk program stimulus ekonomi yang cacat, kata sumber G7. Ia menambahkan, ada bukan pengakuan luas di antara para peserta reformasi struktural yang dikombinasikan dengan investasi tepat akan memperkuat pertumbuhan.
Para menteri keuangan G7 dan gubernur bank sentral berkumpul di Sendai, timur laut Jepang untuk diskusi ekonomi global dan risikonya.
Pada hari ini, mereka bertemu dengan akademisi terkemuka termasuk peraih Nobel, ekonom Robert Shiller. Anggota G7 dan para akademisi melakukan pembicaraan informal tentang cara-cara meningkatkan perekonomian global.
Baca: Terlibat Perkelahian di Parlemen, PM Kanada: Saya Manusia