REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- ISIS mengungkapkan rencana untuk membalas kematian seorang Muslim yang tewas dalam kerusuhan di negara bagian Gujarat, India. Kelompok militan ini mengajak Muslim India pindah ke wilayah ISIS di Timur Tengah.
Dilansir dari Reuters, Ahad (22/5), dalam sebuah video, ISIS mengejek Muslim India yang hidup harmonis dengan umat Hindu yang menyembah sapi, pohon, dan matahari. ISIS mendesak mereka untuk pindah ke wilayah ISIS yang menegakkan khilafah.
"Di negeri ini, Anda bisa memiliki kebencian terhadap orang-orang kafir. Di negara ini Anda bisa menunaikan jihad," kata seorang pria India pengikut ISIS yang dikenal sebagai Abu Salman al Hindi. Abu Salman diketahui beroperasi di provinsi Homs, Suriah.
Abu Salman masih melanjutkan, di negara wilayah ISIS mereka akan aman. Hukum Allah yang tertinggi. Mereka tidak menemukan rintangan apapun untuk melakukan perbuatan baik, berdakwah, dan mempraktikkan Islam. Di sana, kata Abu Salman, kehormatan dan harta benda dilindungi.
Seorang militan lain kemudian menambahkan, ISIS akan datang ke India untuk membebaskan Muslim. Mereka akan membalas kekerasan yang dilakukan terhadap Muslim pada tahun 2002 di negara bagian barat Gujarat dan Kashmir, serta perusakan masjid yang dilakukan fanatik Hindu pada 1992.
"Kami akan datang kembali, dengan pedang, untuk membebaskan Anda, untuk membalas serangan atas masjid Babri, Gujarat, dan Kashmir," kata dia. Diketahui, lebih dari seribu orang tewas di Gujarat. Kebanyakan Muslim, diserang oleh massa Hindu sebagai pembalasan atas pembakaran seorang Hindu di kereta.
PM Narendra Modi pada saat itu dituduh tidak lekas bertindak untuk menghentikan pertumbahan darah. India, sebuah negara mayoritas Hindu, memiliki populasi lebih dari 160 juta Muslim. Hanya segelintir dari umat Muslim India yang bergabung dengan kelompok asal Timur Tengah ini.