Ahad 22 May 2016 20:39 WIB

Mesir Kerahkan Kapal Selam untuk Cari Pesawat Egypt Air

Militer Mesir mulai menemukan serpihan atau puing dari jatuhnya Egypt Air di laut Mediterania, Sabtu (21/5).
Foto: Reuters
Militer Mesir mulai menemukan serpihan atau puing dari jatuhnya Egypt Air di laut Mediterania, Sabtu (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir mengerahkan sebuah kapal selam untuk mencari pesawat Egypt Air yang jatuh ke dalam lautan Mediterania, Ahad (22/5). Presiden Abdel-Fattah al-Sisi memperingatkan bahwa penyelidikan terhadap bencana itu akan memakan waktu lama.

Jet Airbus 320 Egypt Air jatuh pada Kamis (19/5) dan seluruh 66 orang yang berada di pesawat tersebut tewas. Dalam pernyataan publik pertamanya soal kecelakaan itu, Sisi juga mengatakan semua kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat masih dipertimbangkan. Ia meminta semua pihak untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.

"Peralatan pencari telah dikerahkan hari ini dari kementerian perminyakan, mereka punya satu kapal selam yang bisa mencapai 3.000 meter di bawah permukaan air," katanya kepada para menteri dan anggota parlemen di kota pelabuhan Damietta.

"(Kapal selam) itu bergerak hari ini menuju lokasi jatuhnya pesawat, kita sedang bekerja keras untuk menyelamatkan kotak hitam," ujar dia.

Mesir mengatakan angkatan lautnya sejauh ini sudah menemukan jasad-jasad manusia, serpihan pesawat serta barang-barang pribadi para penumpang. Benda-benda itu mengapung di lautan Mediterania, sekitar 290 kilometer sebelah utara Alexandria.

Aangatan Laut Mesir masih melakukan pencarian terhadap dua kotak hitam perekam penerbangan yang bisa memberikan informasi berharga soal penyebab jatuhnya pesawat. Laut di Mediterania yang sedang disisir kemungkinan memiliki kedalaman 3.000 meter.

Tak lama sebelum hilang dari layar radar, pesawat nahas itu sempat mengirimkan serangkaian peringatan yang menunjukkan ada asap di dalam pesawat tersebut, kata para penyelidik Prancis, Sabtu. Sinyal-sinyal itu tidak mengindikasikan penyebab munculnya asap atau api tapi tetap menjadi petunjuk awal soal apa yang terjadi beberapa saat sebelum pesawat jatuh.

"Sampai saat ini, semua kemungkinan ada. Jadi, tolong, sangat penting bagi kita untuk tidak mengatakan bahwa ada kemungkinan khusus," kata Sisi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement