REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Prancis Manuel Valls pada Ahad (22/5) mengunjungi Israel. Ia akan memajukan rencana memulai kembali upaya perdamaian Israel-Palestina.
Dilansir Al Arabiya, Valls tiba pada Sabtu (21/5) malam untuk bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada Senin. Setelahnya Valls akan melakukan perjalanan ke Ramallah pada Selasa (24/5) untuk berbicara dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah.
Sejauh ini Presiden Palestina Mahmud Abbas menyambut baik inisiatif Prancis mengadakan pertemuan para menteri luar negeri dari berbagai negara pada 3 Juni. Mereka akan bertemu tanpa kehadiran Israel dan Palestina.
Konferensi lain akan digelar lagi pada musim gugur, kali ini akan melibatkan Israel dan Palestina. Tujuannya untuk memulai kembali perundingan yang akan menghasilkan negara Palestina.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Palestina Al Ayyam, Valls mengatakan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat harus dihentikan. Namun ia juga menegaskan pemerintahannya tak akan secara otomatis mengakui negara Palestina jika inisiatif perdamaian gagal.
"Kami juga harus menjamin keamanan Israel," kata Valls.
Tetapi ia tegas menyerukan penghentian pembangunan pemukiman, yang dianggapnya sebagai batu sandungan utama bagi perdamaian. Permukiman di Tepi Barat dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional dan dibangun di atas tanah Palestina, yang dilihat sebagai bagian dari negara masa depan mereka.
"Menghentikan pemukiman adalah sebuah keharusan," katanya.
Menurut Valls mereka tak bisa membahas perdamaian dan tulus dalam negosiasi sementara pada saat yang sama perluasan permukiman terus berlangsung.
Baca juga:
Gelorakan Pembebasan Palestina, Media Islam 50 Negara Konferensi di Jakarta
Sejarah Hari Ini: Polisi Tembak Mati Pasangan Kriminal Bonnie dan Clyde