REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Sri Lanka diperkirakan menelan kerugian sedikitnya antara 1,5 miliar dolar AS hingga dua miliar dolar, Senin (23/5).
Negara di pesisir Samudra Hindia itu berjuang untuk pemulihan atas bencana alam terburuk yang terjadi setelah tsunami 2004.
Angka resmi korban meninggal meningkat menjadi 92 jiwa namun 109 lain dikhawatirkan terkubur dalam tanah longsor.
Hujan lebat terus-menerus memaksa 350 ribu penduduk meninggalkan rumah mereka, meskipun sebagian orang sudah kembali ke rumah mereka pada Senin.
Menteri Keuangan Ravi Karunanayake mengatakan lebih dari 125 ribu rumah dan sekitar 300 ribu usaha kecil dan menengah hancur atau rusak.
"Angka minimum kerugian itu belum termasuk kerusakan pada kendaraan, peralatan dan mesin-mesin. Kami mendesak donatur asing menyalurkan bantuan melalui pemerintah," ujanya kepada Reuters.
Baca juga: Presiden Terpilih Filipina Lawan Gereja dengan Kebijakan Tiga Anak