REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperbaharui penolakan dari inisiatif perdamaian Prancis. Menurutnya perdamaian tak dapat dilakukan melalui konferensi internasional tetapi dengan negosiasi langsung.
"Perdamaian tak bisa dicapai melalui konferensi internasional gaya PBB," kata Netanyahu pada Senin (23/5), dalam sebuah konferensi pers bersama Perdana Menteri Prancis Manuel Valls seperti dilansir Aljazirah.
Menurutnya komite atau konferensi internasional tak bisa memutuskan nasib dan keamanan Israel-Palestina. Sebab menurutnya mereka tak memiliki kepentingan langsung di dalamnya.
Sebelumnya Paris berencana menggelar pembicaraan tingkat menteri pada 3 Juni. Pembicaraan ini sebagai langkah menghidupkan kembali perundingan damai Israel-Palestina yang terhenti pada April 2014.
Pembicaraan Juni nanti awalnya tak akan menyertakan Israel-Palestina. Namun akan mempertemukan perwakilan dari Amerika Serikat, Rusia, PBB, Uni Eropa. serta perwakilan dari negara Arab dan Eropa.
Prancis berharap bahwa dengan dimulainya pembicaraan tidak langsung bisa meletakkan dasar bagi perjanjian lebih lanjut antara Israel dan Palestina. Palestina telah menyambut upaya Prancis, tapi Israel menolak karena khawatir akan berhadapan dengan perintah negara asing.
Netanyahu mengusulkan pembicaraan langsung dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Paris. "Saya akan duduk sendiri langsung bersama Presiden Abbas di Istana Elysee, atau di mana pun yang Anda pilih," kata Netanyahu.
Berbicara kepada I24news, Valls mengatakan pembicaraan langsung antara Israel dan Palestina telah gagal sebelumnya. Ia mengatakan perlu kekuatan dunia untuk memastikan pengaturan dialog. Setelah bertemu Netanyahu, Perdana menteri Prancis akan bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Ramallah pada Selasa (24/5).