REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus melakukan pertemuan bersejarah dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar Kairo, di Vatikan, pada Senin (23/5). Pertemuan tak terduga antara Paus Fransiskus dengan Syekh Ahmad ath-Tayyeb menunjukkan melonggarnya ketegangan saat pemerintahan Benediktus.
Dilansir Aljazirah, keduanya melakukan pelukan simbolis. Pertemuan antara pemimpin Katolik dunia dan otoritas tertinggi Islam Sunni ini menandai puncak dari peningkatan hubungan signifikan sejak Fransiskus menjabat pada 2013.
"Pertemuan kami adalah pesan," kata pejabat Vatikan mengutip ucapan Paus Fransiskus dalam komentar singkatnya pada awal pertemuan dengan Syekh ath-Tayyeb.
Menurut Vatikan, kedua pemimpin bertemu selama 30 menit. Paus dan Syekh Tayyeb juga menghabiskan waktu lebih dari satu jam di St Petrus.
Juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan dalam sebuah pernyataan Paus dan Imam berfokus membahas tantangan umum yang dihadapi otoritas agama-agama besar dunia. Pada pertemuan tersebut, Paus juga menunjukkan pada Syekh Tayyeb salinan ensiklik baru-baru ini, Laudato Si.
Itu merupakan surat kepada umat yang menyatakan Paus mendesak dunia untuk bangkit menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan juga panggilan untuk menyeimbangkan kembali hubungan ekonomi antara dunia industri dan berkembang.
Baca: Pertemuan Paus Francis dan Imam Besar Al-Azhar Jadi Pesan Perdamaian
Dalam sebuah pernyataan, Al-Azhar mengatakan Tayyeb menerima undangan Fransiskus untuk mengeksplorasi upaya untuk menyebarkan perdamaian dan berdampingan. Tayeb memutuskan menerima undangan Fransiskus karena melihat berbagai gerakan damai Paus kepada umat Muslim dunia sejak terpilih 2013 lalu.
"Jika bukan karena posisi-posisinya (Paus) yang baik pertemuan ini tak akan terjadi," kata Wakil Imam Besar Al-Azhar Abbas Shuman.
Hubungan Al-Azhar dengan Paus memburuk saat Paus Benediktus mengaitkan Islam dengan kekerasan pada pidatonya September 2006. Hal itu memicu protes mematikan di beberapa negara dan serangan terhadap umat Kristen.
Setelah bertahun-tahun ketegangan dengan Benediktus, Paus Fransiskus mengupayakan perbaikan. Ia mengirimkan pesan pribadinya kepada Muslim dunia untuk menandai akhir dari bulan pertama Ramadhan saat kepausannya.
Paus asal Argentina ini juga menindaklanjuti dorongan berbagai inisiatif hubungan antarkeyakinan. Pada 2014, ia didampingi oleh Rabbi Abraham Skorka dan Profesor Islam Omar Abboud saat mengunjungi Yordania dan Israel.
Gebrakan Paus paling terbaru dan dinilai paling dramatis adalah saat April lalu ia mengunjungi kamp pengungsi di Lesbos. Ia kemudian membawa tiga keluarga Muslim Suriah ke Vatikan.