Selasa 24 May 2016 10:37 WIB

Duterte akan Izinkan Diktator Filipina Dikubur di Makam Pahlawan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Rodrigo Duterte
Foto: AP/Bullit Marquez
Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden kontroversial Filipina Rodrigo Duterte mengatakan akan mengizinkan diktator Ferdinand Marcos dimakamkan di makam pahlawan. Ia juga berencana memberi pengampunan pada mantan presiden Gloria Arroyo yang terlibat kasus korupsi.

Dilansir The Guardian, Selasa (24/5), berbicara di kampung halamannya di Davao, Duterte mengatakan siap mengambil risiko kerusuhan nasional terkait keputusannya sekitar dua tokoh paling kontroversial tersebut. "Saya akan membiarkan protes," katanya.

Duterte akan mengabulkan keinginan lama keluarga Marcos untuk memakamkan jenazah Marcos di pemakaman pahlawan perang paling dihormati di Manila. Menurut keluarga Marcos, mantan pemimpin itu layak dimakamkan di sana dengan alasan ia merupakan seorang pahlawan perang dunia kedua.

Sementara Duterte mengatakan izin pemakaman jenazah Marcos hanya karena ia merupakan seorang prajurit Filipina. Pemberian izin tersebut menurutnya bukan berarti mengakui Marcos sebagai pahlawan.

"Saya akan mengizinkan penguburan Marcos di Heroes Cemetery, bukan karena ia seorang pahlawan tapi karena ia prajurit Filipina," ujarnya.

Marcos dan keluarganya melarikan diri ke pengasingan di Amerika Serikat pada 1986. Pelarian dilakukan setelah jutaan orang turun ke jalan menggelar apa yang dikenal sebagai revolusi "People Power".

Marcos meninggal tiga tahun setelah pelariannya di Hawaii. Tubuhnya kemudian dibalsam dan disimpan di ruang bawah tanah di rumah keluarga mereka di Filipina utara.

Pengumuman Duterte diperkirakan akan membuat marah para kritikusnya. Selama ini kritikus Duterte memperingatkan presiden baru Filipina itu seorang diktator yang akan berbuat tanpa mempedulikan aturan hukum.

Presiden Benigno Aquino yang orangtuanya memimpin geraakan demokrasi melawan Marcos mengatakan, tak mungkin Marcos dimakamkan di pemakaman pahlawan. Ini menurutnya akan menjadi puncak ketidakadilan.

Baca: Ini yang Membuat Duterte Menyebut Uskup Katolik Munafik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement