REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan belum akan mengadakan babak baru perundingan Suriah, Kamis (26/5). Setidaknya, hal ini tak dilakukan dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
"Setelah berkonsultasi dengan Dewan Keamanan PBB, kami ingin segera memulai putaran pembicaraan Suriah, namun tidak dalam waktu dekat ini," ujar utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, Kamis (26/5).
Menurut Staffan, dirinya terlebih dahulu akan melihat kemajuan di area konflik. Hal ini khususnya bagaimana akses kemanusiaan dan upaya menghentikan permusuhan antara pasukan Suriah dan oposisi.
"Kontak dekat akan terus dilakukan dengan pihak Suriah serta International Syria Support Group (ISSG), sebelum menentukan waktu yang tepat perundingan di Jenewa," ujar Staffan.
ISSG merupakan kelompok negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk mendukung perdamaian di Suriah. Kelompok ini juga mencakup kekuatan regional seperti Arab Saudi dan Iran, yang diharapkan dapat menekan pihak yang bertikai.
Sebelumnya, upaya menghentikan permusuhan di Suriah dilakukan dengan gencatan senjata antara oposisi dan pasukan pemerintah sejak Februari lalu. Namun, hal ini sering kali gagal karena salah satu pihak melanggar kesepakatan.
Baca juga: Gubernur Bank Sentral Malaysia Tutup Kasus 1MDB