Sabtu 28 May 2016 13:27 WIB

Ini Perjalanan Sekolah Paling Berbahaya di Dunia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak di Desa Atuler, Cina,  menaiki tebing untuk sampai ke sekolah mereka.
Foto: AP
Anak-anak di Desa Atuler, Cina, menaiki tebing untuk sampai ke sekolah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, SICHUAN -- Pergi ke sekolah selalu menjadi tantangan bagi sebagian pelajar. Entah itu dari hanya sekedar rasa malas hingga aksesnya yang sulit dilalui.

Sebuah sekolah di Cina mengingatkan bagaimana rasa malas adalah sangat tidak patut. Para siswa yang berada di sebuah desa pegunungan Cina akan menertawakan pemalas. Bayangkan, para siswa dari desa Atuler diPprovinsi Sichuan ini harus memanjat tebing setinggi 800 meter jika ingin menghadiri kelas.

Mereka berpegangan di dinding tebing, merayap tanpa tali pengaman, untuk belajar di sekolah. Foto-foto terbaru yang mengabadikan aktivitas mereka membuat siapa pun terenyuh. Foto-foto itu menyebar viral di internet pekan ini setelah dipublikasikan di sebuah koran Beijing.

Otoritas di Cina bagian tenggara berjanji akan mengeluarkan anggaran untuk membantu mereka. Foto-foto itu adalah milik Chen Jie, seorang fotografer Beijing News yang karyanya mendapatkan penghargaan dari World Press Photo.

Chen menggunakan akun WeChat-nya untuk menggambarkan momen pertama kali menyaksikan anak-anak panjat tebing. Anak-anak itu berusia antara enam hingga 15 tahun. Ada 15 orang saat itu.

"Aku sangat terkejut dengan apa yang saya lihat di depan saya," tulisnya. Ia berharap fotonya bisa membantu mengubah kenyataan yang menyedihkan di desa tersebut. Anak-anak itu tampak kelelahan, tanpa alat pengaman mereka menyemut di tebing. Merayap perlahan sambil saling mengawasi.

Kepala komunitas di pengunungan, Api Jiti mengatakan mereka tidak punya ruangan yang cukup untuk membanun sekolah bagi para anak. Mereka terpaksa bersekolah di bawah gunung. Tidak jarang, ada siswa yang jatuh hingga tewas.

"Ada tujuh atau delapan penduduk desa yang jatuh dan tewas karena pegangannya terlepas saat memanjat," kata Api pada Beijing News. Yang terluka, jangan ditanya.

Jalur untuk ke sekolah yang sulit juga memaksa anak-anak harus menginap atau menyewa kos. Mereka hanya kembali ke rumah di gunung untuk bertemu keluarga sebanyak dua kali dalam sebulan.

Penduduk Desa Atuler termasuk dalam golongan miskin. Pendapatan mereka kabarnya kurang dari satu dolar AS per hari. Partai Komunis wilayah mengatakan mereka akan membangun tangga besi untuk menghubungkan wilayah tersebut dengan dunia luar sebelum menemukan solusi permanen.

Baca juga, Obama tak Gubris Peringatan Cina.

 

sumber : the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement