REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO -- Lebih dari seribu pengunjuk rasa anti-Trump menggelar aksi unjuk rasa di depan San Diego Convention Center, di mana Donald Trump tengah berpidato.
Mereka menentang kampanye Trump yang akan membangun dinding di perbatasan Meksiko serta mendeportasi para imigran Meksiko keluar dari Amerika Serikat. Para pendemo melambaikan bendera AS dan Meksiko sambil berbaris meneriakkan dan mengkritik retorika Trump soal imigrasi ilegal.
Para demonstran turun ke jalan-jalan di kota perbatasan AS-Meksiko, di mana pelabuhan San Ysidro kerap menjadi perlintasan legal 300 ribu orang per hari antar kedua negara. San Diego selama ini dianggap sebagai kota binational oleh banyak warga yang tinggal di sana.
Sekitar sepertiga dari populasi kota tersebut merupakan Latino dan bekerja di sisi berlawanan dari perbatasan. Selama pidato Trump pada Jumat (27/5), sejumlah pengunjuk rasa di luar gedung melemparkan botol air mineral ke polisi yang berjaga.
Seorang pria sempat ditarik dan ditangkap, sementara lainnya dikelilingi demonstran lain dan mundur dari konfrontasi. Setelah gedung konvensi dikosongkan, kelompok pendukung Trump dan demonstran anti-Trump bercampur di jalan-jalan.
Mereka saling menghujat satu sama lain dan beberapa saling melempar botol. Polisi anti huru hara mengatakan demonstrasi melanggar hukum dan memerintahkan mereka untuk bubar. Para polisi tersebut lantas menggiring kerumunan keluar dari wilayah Gaslamp Quarter, San Diego.
Polisi San Diego mengatakan di Twitter, telah menangkap 35 orang selama protes. Tak ada laporan kerusakan properti atau cedera. Di akun Twitter pribadinya, miliader yang diduga kuat menjadi calon presiden dari Partai Republik itu mengatakan kagum dengan penanganan kepolisian.
"Pekerjaan yang fantastis dalam menangani preman yang mencoba mengganggu kampanye yang sangat damai yang kita datangi," ujar Trump.
Trump telah melewati berbulan-bulan kritikan keras dari seluruh spektrum politk atas kebijakan imigrasinya. Trump telah menyerukan membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko dan mendeportasi 11 juta imigran gelap yang tinggal di AS.