Senin 30 May 2016 18:17 WIB

Baju Baru Bocah Suriah Ini Berlumuran Darah Setelah Bom Jatuh

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Suriah berjalan di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara dari pasukan rezim
Foto: The Guardian
Warga Suriah berjalan di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara dari pasukan rezim

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Ahmed Jamili memohon pada dokter agar tidak memotong bajunya yang berlumuran darah. Sambil menangis menahan sakit, tangannya hampir putus.

"Ayah saya baru membelikan baju ini kemarin, tolong jangan disobek dokter," rengeknya. Dokter tidak berhenti karena luka Ahmed terlalu berbahaya jika dibiarkan terlalu lama.

Bocah sembilan tahun ini adalah salah satu korban serangan udara di Aleppo, Ahad (29/5). Ia sedang bermain di luar ketika pemerintah Suriah menjatuhkan ratusan bom di distrik Al-Sakhour yang dikendalikan pemberontak.

Dua saudara laki-lakinya tewas di tempat. Gedung-gedung hancur dan rubuh menimpa siapa pun di bawahnya. Kejadian itu begitu cepat. Tidak ada yang sadar siapa saja yang selamat sebelum suara tangis anak-anak menggema.

Tim penyelamat harus hati-hati mengangkat reruntuhan untuk mencari korban selamat. Sukarelawan Pertahanan Sipil mengatakan Pemerintah Suriah melakukan 700 serangan udara dalam 48 jam.

Serangan berpusat di wilayah pemberontak di provinsi Aleppo, seperti kota Aleppo, Homs dan Daraya. Korban warga sipil tidak terhindarkan. Setiap hari jumlahnya semakin meningkat. Anak-anak dan bayi tidak terkecuali.

Baca juga, Konflik Suriah Bencana Kemanusiaan Terbesar Usai Perang Dunia II.

Seperti dikutip Arab News, para aktivis juga melaporkan puluhan korban sipil dari serangan udara Ahad di Kota Tall al-Daman. Sedikitnya ada enam serangan udara pada Ahad malam yang menghantam pasar dan gedung-gedung tempat tinggal warga.

"Lebih dari 20 orang tewas dan puluhan lainnya terluka," kata aktivis HAM, Ali Rihawi pada ARA News di lokasi. Menurutnya tim sukarelawan pertahanan sipil masih mencari korban di bawah reruntuhan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement