Selasa 31 May 2016 00:47 WIB

Serangan Final Fallujar, Sipil Terperangkap

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
 Pasukan militer Iraq bersiap melakukan penyerbuan ke basis ISIS di kota Fallujah, Senin (30/5). (AP/Khalid Mohammed)
Foto: AP/Khalid Mohammed
Pasukan militer Iraq bersiap melakukan penyerbuan ke basis ISIS di kota Fallujah, Senin (30/5). (AP/Khalid Mohammed)

REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH -- Pasukan khusus Irak meluncurkan serangan final di Fallujah, Ahad (29/5) pagi. Pasukan mengepung dan memasuki kota dari tiga arah. Ledakan dan baku tembak terdengar di distrik bagian selatan Fallujah, Naimiya.

PBB melaporkan ada sekitar 50 ribu penduduk sipil yang terjebak di wilayah tersebut. Pertempuran ini menjadi upaya baru eksodus pemerintah di wilayah yang dikendalikan ISIS.

Komandan operasi Fallujah, Abdelwahab al-Saadi sebelumnya sudah memperingatkan bahwa Counter-Terrorism Service (CTS) akan masuk ke kota. Apalagi beberapa hari sebelumnya, serangan untuk merebut wilayah kekuasaan ISIS ini sudah dilakukan.

Tetapi dalam peristiwa tersebut sedikitnya sembilan orang tewas dan 26 lainnya terluka dalam serangan bom di utara dan timur laut Baghdad. Militan ISIS sempat membalas serangan dengan bom bunuh diri dan mobil.

Operasi sepekan Fallujah sejauh ini fokus pada mengambil alih desa dan area pedalaman yang dekat dengan pusat kota. Keterlibatan CTS akan menandai awal fase tempur di sana. Hanya beberapa ratus keluarga yang berhasil keluar dari Fallujah, sisanya terjebak di dalam tanpa jaminan keselamatan.

Menurut Norwegian Refugee Council (NRC), sekitar 3.000 orang sudah melarikan diri dari Fallujah sejak 21 Mei. Gelombang terbesar sejauh ini terjadi pada Sabtu malam.

"Kami berharap ada gelombang pindah yang lebih besar," kata Direktur NRC Irak, Nasr Muflahi seperti dikutip dari Aljazirah.

Kelompok HAM mengatakan operasi Fallujah menjadi salah satu yang paling mengorbankan penduduk sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement