REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan umat Islam untuk menolak kontrasepsi dan memiliki lebih banyak anak. Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi, Senin (30/5), ia mengatakan seharusnya tidak ada keluarga muslim yang mempertimbangkan untuk menggunakan kontrasepsi ataupun memiliki konsep keluarga berencana (KB).
"Kami akan memperbanyak keturunan kita. Mereka membicarakan KB, pengendalian kelahiran. Tidak satu keluarga muslim pun dapat melakukan pendekatan ini,'' kata Erdogan, seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (31/5).
Ia menekankan bahwa perempuan, terutama pada "calon ibu terdidik", untuk tidak melakukan pengendalian kelahiran dan memastikan pertumbuhan penduduk Turki terus terjadi.
Erdogan sebelumnya telah berbicara menentang kontrasepsi. Pria ini menggambarkannya sebagai pengkhianatan saat upacara pernikahan anaknya di 2014. Dia juga mendesak perempuan untuk memiliki setidaknya tiga anak. Erdogan sendiri adalah ayah dari empat anak.
Erdogan menegaskan, ini adalah tanggung jawab kaum ibu untuk memastikan terus berlanjutnya pertumbuhan penduduk Turki, yang bertambah pada tingkat sekitar 1,3 persen dalam beberapa tahun terakhir. Menurut institut statistik Turki, populasi negara itu meningkat menjadi 78,741 juta tahun lalu. Sedangkan pada tahun 2000 jumlahnya kurang dari 68 juta orang.
Sementara tingkat kesuburan penduduk negara ini rata-rata adalah 2,14 anak per perempuan pada tahun 2015. Tingkat kesuburan di Turki adalah salah satu yang tertinggi di Eropa dan didominasi kaum muda.