REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu, bakal menghadapi tuntutan hukum soal penipuan. Ini berkaitan dengan kontroversi mengenai pengelolaan kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem.
Dilansir The Guardian, Senin (30/5), rekomendasi penyelidikan polisi memasuki bab baru terkait pembiayaan rumah tangga Netanyahu. Namun Sara dan kantor suaminya menyangkal tuduhan tersebut.
Pasangan tersebut telah menghadapi kritikan selama bertahun-tahun. Sara telah diinterogasi oleh polisi dari unit penipuan keuangan, Lahav 433, Desember tahun lalu. Laporan menyimpulkan ada tiga kasus di mana ada kecurigaan yang memungkinkan penuntutan.
Penyelidikan memfokuskan pada apakah negara ditipu untuk pembayaran biaya pribadi di rumah pribadi Netanyahu di Caesarea, termasuk tagihan untuk makanan dan koki pribadi. Di antara isu-isu lain, Sara juga diinterogasi mengenai klaim pekerjaan tak biasa di rumah pribadinya di Caesarea pada akhir pekan. Dalam kasus ini, menurut Haaretz, Sara mempekerjakan pengasuh untuk ayahnya dari anggara kediaman perdana menteri.
Polisi mengatakan, unit nasional polisi Israel telah menyimpulkan penyelidikan dari tempat tinggal perdana menteri. Kasus ini bermula pada Februari 2015 dengan persetujuan dari Jaksa Agung dan kejaksaan negara dan berfokus pada sejumlah isu yang berkaitan dengan pelanggaran pidana, termasuk penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
"Pada kesimpulan bukti yang diklaim, temuan dan wawasan dalam penyelidikan polisi telah dikumpulkan, dan diberikan kepada jaksa distrik Yerusalem yang terlibat dalam penyelidikan, untuk review dan keputusan," ujar polisi.
Penyelidikan polisi dimulai setelah sebuah laporan oleh pengawas keuangan negara pada bulan Februari tahun lalu. Kasus mencuat di tengah-tengah kasus pengadilan lama yang melibatkan mantan anggota staf di rumah resmi perdana menteri, yang menuduh Sara Netanyahu berlaku kasar padanya.