REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina berharap hubungan dengan Filipina kembali ke jalur. Sebab, hubungan kedua negara terpengaruh akibat pertikaiana klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Presiden Cina Xi Jinping mengirim pesan kepada Presiden Filipina baru Rodrigo Duterte, Senin (30/5), mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilu. Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, dalam kesempatan itu Xi juga menambahkan kedua negara memiliki sejarah panjang pertukaran dan persahabatan tradisional yang mendalam.
"Hubungan ramah, stabil dan sehat Sino-Filipina tersebut selaras dengan kepentingan dasar dari kedua negara dan kedua bangsa," ujarnya dalam pernyataan kementerian.
Ia mengatakan, kedua negara memiliki tanggung jawab untuk memperdalam kerja sama.
"(Saya) berharap kedua belah pihak bisa bekerja keras untuk mendorong hubungan Sino-Filipina kembali ke trek perkembangan yang sehat," kata Xi.
Cina dan Filipina terlibat dalam sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, jalur strategis di mana lima triliun dolar AS perdagangan kapal melintas tiap tahunnya. Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim tumpang tindih.
Ketegangan antara Filipina dan Cina telah meningkat saat pengadilan internasional di Den Haag mempersiapkan memberikan putusan dalam beberapa bulan ke depan dalam kasus yang diajukan Manila pada 2013.
Filipina mencari klarifikasi dari hukum maritim PBB yang bisa melemakan klaim Cina untuk 90 persen wilayah Laut Cina Selatan. Cina telah menolak otoritas pengadilan.