Selasa 31 May 2016 19:15 WIB

Wow! 170 Juta Keping Sampah Luar Angkasa Mengitari Bumi

Ilustrasi grafis dari laser yang berbasis di daratan yang akan digunakan untuk menghancurkan sampah luar angkasa.
Foto: abc
Ilustrasi grafis dari laser yang berbasis di daratan yang akan digunakan untuk menghancurkan sampah luar angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA --Dari serpihan cat hingga serpihan bekas roket, jutaan keping puing-puing luar angkasa buatan manusia berputar bebas mengelilingi Bumi dengan kecepatan tinggi.

Hal itu sempat digambarkan secara dramatis dalam film Gravity pada 2013, namun para peneliti mengatakan, serpihan itu adalah masalah nyata yang bisa menyebabkan kerusakan serius pada fungsi satelit.

"Ada sekitar 30 ribu kepingan sampah yang lebih besar dari bola cukup besar untuk menghancurkan satelit. Ada jutaan potongan kecil, yang semuanya bisa menghancurkan fungsi satelit," kata Ben Greene dari Pusat Penelitia Lingkungan Luar Angkasa.

Ben memimpin konferensi penelitian di markas institusinya di Mount Stromlo, Canberra mengutarakan cara untuk membersihkan 170 juta keping sampah luar angkasa yang diperkirakan beredar.

"Australia adalah pelopor dunia dalam membangun tempat sampah itu, ada berapa yang beredar dan orbit mereka tepatnya. Dengan melakukan itu, kami bisa memanuver satelit di sekitar puing-puing tersebut. Selanjutnya kami ingin menerapkan berbagai skema untuk membersihkannya," jelasnya.

Satu proposal melibatkan penggunaan laser yang berbasis di daratan untuk menyapu puing-puing itu jauh dari infrastruktur luar angkasa.

ISS rusak karena serpihan cat

Bahkan pada skala terkecil, apa yang disebut sampah luar angkasa bisa menyebabkan kerusakan nyata. Awal bulan ini, serpihan yang diduga cat menabrak jendela cupola di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), membentuk celah di permukaan kaca lapis empatnya.

"Itu adalah sepotong kecil dari puing-puing luar angkasa, ukurannya hanya beberapa milimeter," ungkap Ben.

ISS dilengkapi dengan tempat berlapis baja bagi para astronot untuk berlindung selama periode berisiko tinggi. Risiko ini disebut Ben berkembang.

"Insiden tabrakan ini meningkat, dan setiap kali ada tabrakan ada lagi puing-puing. Pada titik tertentu, ini semua menjadi longsoran tabrakan semua satelit akan hilang dan tak ada satelit yang bisa dengan aman bernavigasi melaluinya," jelas Dr Ben.

Bahkan, ia mengatakan meningkatnya sampah antariksa sudah memiliki dampak nyata pada aktivitas apa saja yang bisa dilakukan astronaut.

"Aktivitas tanpa kendaraan astronaut bergerak di luar angkasa hanya dengan pakaian khusus -telah dieliminasi mengingat ancaman sampah antariksa telah meningkat," sebutnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/lebih-dari-170-juta-keping-sampah-luar-angkasa-mengitari-bumi/7465072
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement