Selasa 31 May 2016 23:23 WIB

Cuaca Ekstrem Tingkatkan Kadar Racun di Tanaman Pangan

Gejala El Nino dan La Nina sama-sama mengancam tanaman pangan di Pasifik.
Foto: abc
Gejala El Nino dan La Nina sama-sama mengancam tanaman pangan di Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Ilmuwan memperingatkan bahwa saat mereka berjuang mengatasi cuaca yang lebih ekstrem sejumlah tanaman pangan memproduksi lebih banyak senyawa kimia berbahaya. Senyawa ini berpotensi menyebabkan masalah kesehatan bagi orang-orang dan ternak yang mengonsumsinya.

Sebuah laporan baru oleh United Nations Environment Programme (UNEP) mengatakan, bahwa tanaman seperti gandum dan jagung menghasilkan lebih banyak racun potensial sebagai reaksi untuk melindungi diri dari cuaca ekstrem.

Laporan yang dikeluarkan dalam pertemuan Majelis Lingkungan Hidup PBB di Nairobi ini menyebut senyawa kimia itu berbahaya bagi manusia dan hewan jika dikonsumsi untuk jangka waktu lama.   "Tanaman menanggapi kondisi kekeringan dan kenaikan suhu seperti apa yang manusia lakukan ketika berhadapan dengan situasi stres, "jelas Jacqueline McGlade, kepala ilmuwan dan direktur Divisi Peringatan Dini dan Penilaian UNEP.

Dalam kondisi normal, misalnya, tanaman mengkonversi nitrat yang mereka serap menjadi asam amino bergizi dan protein. Tapi, berdasarkan laporan itu,  kekeringan berkepanjangan memperlambat atau mencegah konversi ini, yang memicu kelebihan nitrat di tanaman.

Jika orang makan terlalu banyak nitrat dalam diet mereka, itu bisa mengganggu kemampuan sel darah merah untuk mengangkut oksigen dalam tubuh. Laporn itu menyebut tanaman yang rentan mengumpulkan terlalu banyak nitrat saat stres antara lain agung, gandum, barley, kacang kedelai, dan sorgum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement