Rabu 01 Jun 2016 11:53 WIB

Puja Puji Korea Utara untuk Donald Trump

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG -- Korea Utara mendukung bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump. Situs propaganda memuji Trump sebagai calon presiden yang dapat membebaskan orang Amerika dari ketakutan serangan nuklir Korut.

Sebuah kolom oleh DPRK Today, salah satu corong negara dinasti itu menjelaskan Trump sebagai politisi bijaksana dan pilihan tepat bagi para pemilih AS dalam pemilihan presiden 8 November nanti.

Tulisan dalam kolom tersebut menggambarkan lawan Trump, Hillary Clinton dari Partai Demokrat lebih ingin menerapkan model sanksi Iran untuk menyelesaikan masalah senjata nuklir di semenanjung Korea.

Trump mengatakan kepada Reuters siap untuk berbicara dengan pemimpin muda Korut Kim Jong-un untuk mencoba menghentikan program nuklir Pyongyang. Trump juga meminta Cina harus membantu memecahkan masalah.

Korea Utara yang dikenal secara resmi sebagai Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) berada di bawah sanksi PBB atas uji nuklir masa lalu. Korea Selatan dan Amerika Serikat meminta dialog yang berarti sampai mengambil langkah untuk mengakhiri ambisi nuklirnya.

DPRK Today juga mengatakan, usulan Trump bahwa AS harus menarik pasukannya dari Korsel adalah cara untuk mencapai penyatuan Korea.

"Ternyata Trump tidak bicara kasar, edan, calon bodoh seperti yang mereka katakan, sebenarnya dia (Trump) adalah politisi bijak dan kandidat presiden," kata kolom yang ditulis seorang sarjana Korea di Cina, Han Yong-muk.

DPRK Today merupakan salah satu dari beberapa situs berita yang dikelola oleh negara terisolasi Korut, meskipun isinya tidak selalu ditangani media pemerintah utama.

Situs tersebut mengatakan, menyelesaikan masalah di semenanjung Korea melalui negosiasi dan bukan perang adalah pilihan terbaik untuk Amerika. Seperti dikatakan sebelumnya, hidup Amerika setiap menit dan detik dihantui gelisah dan ketakutan terhadap serangan nuklir Korut.

Korut selama bertahun-tahun menyerukan penarikan pasukan AS dari Korsel sebagai langkah pertama menuju perdamaian di semenanjung Korea. Pyongyang juga menuntut Washington menandatangani perjanjian damai untuk menggantikan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953. Korut juga sering mengancam serangan nuklir terhadap Korsel dan AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement