REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE --Desainer dan pengusaha Peter Gould telah menghasilkan berbagai proyek digital dan kreatif, termasuk berkolaborasi dengan Google Glass menciptakan aplikasi untuk anak-anak Muslim. Minatnya dalam realitas virtual bermula saat dia duduk di bangku kuliah University of Technology Sydney.
Sebagai orang Muslim, Peter selalu ingin memadukan tradisi Islam dengan teknologi digital. Studionya kini tersebar di Sydney, Kuala Lumpur, dan Dubai.
Apa pekerjaan Anda?
Saya seorang ayah, desainer, entrepreneur, kreatif, mengerti teknologi, dan warga Australia. Saat ini hidup saya lebih pada mengasuh tiga anak, membantu orang mengembangkan idenya menjadi merek dan pengalaman kreatif, serta menikmati kopi di tepi pantai.
Apa cita-citamu waktu kecil?
Dalam buku tahunan sekolah saat saya masih SD di tahun 1993 saya menulis, "Saya ingin memadukan minat saya pada komputer, seni dan menggambar". Diri saya yang 11 tahun pasti akan terkesan hal itu kini terwujud.
Apa yang mengejutkan dari pencapaian Anda?
Ketika tumbuh besar, saya tidak mengerti mengenai Islam dan tidak begitu memperhatikan agama. Satu hal yang paling mengejutkan adalah saat saya menemukan Islam serta betapa mendalamnya ketenangan yang saya rasakan. Hal ini mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesional saya secara positif.
Klien Anda sangat beragam baik di Australia maupun di luar negeri. Bagaimana kesan saat membuat aplikasi anak-anak Muslim ini?
Setiap harinya berbeda bagi saya dan tim. Saya bersyukur bisa terlibat dalam berbagai proyek menarik dari seluruh dunia. Motivasi untuk membuat aplikasi bagi anak-anak Muslim terdorong oleh anak-anak saya sendiri. Saya putri pertama saya lahir tahun 2008, saya melihat kurangnya desain produk yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak Muslim. Makanya saya mulai menciptakan buku, game, dan aplikasi sendiri. Saat melihat karya-karya itu terwujud saya sangat senang, begitu juga saat mendengar komentar para orangtua dari negara lain.