REPUBLIKA.CO.ID, KANCHANABURI -- Sebanyak 40 anak harimau ditemukan mati dan disimpan dalam mesin pendingin di sebuah kuil Buddha di Thailand. Mereka dituduh melakukan perdagangan satwa liar dan kekerasan pada hewan.
BBC News melaporkan pada Rabu (1/6), polisi dan pejabat satwa liar memulai operasi pada Senin (30/5) untuk memindahkan semua harimau hidup dari Kuil Harimau. Situs yang terletak di Kanchanaburi tersebut awalnya merupakan obyek wisata populer, tapi telah ditutup setelah penggerebekan.
Kolonel Polisi Bandith Meungsukhum mengatakan, para pejabat satwa liar akan mengajukan tuntutan pidana setelah penemuan 40 anak harimau mati tersebut. Mereka menambahkan, bayi harimau yang mati berusia sekitar satu hingga dua hari. Namun belum jelas berapa lama mereka telah mati.
Tulang harimau dan bagian tubuhnya selama ini kerap digunakan sebagai pengobatan tradisional Cina. Sementara itu para biksu di kuil tak bersedia berkomentar. Namun mereka sebelumnya membantah tuduhan perdagangan harimau.
Sekitar 137 harimau hidup juga telah dibebaskan dari kuil. Sejumlah bagian tubuh dari hewan lain juga ditemukan di lemari pendingin.
World Wildlife Fund menyambut baik berita penggerebekan ini. Mereka juga menyerukan pemerintah Thailand melarang kuil memelihara harimau lagi.
Kuil yang dikenal dengan nama resmi Wat Pha Luang Ta Bua itu telah lama menarik banyak wisatawan selama beberapa dekade. Pengunjung umumnya bisa berpose untuk foto dengan harimau.
Tapi kampanye hak-hak binantang telah lama meminta kuil itu ditutup. People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) mengatakan, binatang di tempat itu dipenjara.