REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Aksi bunuh diri yang menewaskan dua orang di University of California, Los Angeles (UCLA) pada Rabu (1/6) menyebabkan kampus dikunci selama dua jam sementara petugas dengan baju samaran menangani laporan soal adanya penembakan.
Kepala Kepolisian Los Angeles Charlie Beck membenarkan seorang pria menembak satu orang dan kemudian menembak dirinya sendiri di gedung teknik dan polisi menemukan sebuah pistol di tempat kejadian.
"Tidak ada tersangka yang berkeliaran dan tidak ada ancaman lebih lanjut di kampus UCLA," kata Beck kepada para wartawan.
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut soal para korban. Polisi menemukan sesuatu, yang kemungkinan adalah catatan berisi rencana seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Penembakan tersebut sempat menggemparkan warga ketika sekitar 200 polisi mendekati lokasi untuk mengantisipasi penembak masih aktif sementara para pejabat universitas memerintahkan agar kampus dikunci.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat pemaparan soal insiden itu ketika sedang berada di pesawat kepresidenan Air Force One dan meminta tim terus memberikan informasi terbaru, kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Setelah beberapa jam yang diliputi ketegangan, para pejabat universitas mengumumkan kelas-kelas perkuliahan akan kembali diselenggarakan pada Kamis.
Setidaknya tiga blok jalanan yang mengarah ke kampus pada Rabu dipenuhi puluhan kendaraan tanggap darurat. Petugas-petugas dengan menenteng senapan serta mengenakan rompi dan helm antipeluru terlihat mengepung daerah tersebut.
Satu mobil lapis baja terlihat diparkir di tengah-tengah sebuah persimpangan jalan sementara helikopter-helikopter juga terus berputar di atas.
UCLA, yang memiliki lebih dari 43 ribu mahasiswa berada di daerah Westwood, Los Angeles, dan merupakan salah satu kampus ternama dalam sistem University of California yang dikenal karena program olahraganya.
"Tidak bisa dipercaya (insiden) ini terjadi di UCLA," kata Sam Zheng (38 tahun), peneliti yang sedang bekerja di gedung teknik pada saat penembakan terjadi. "Saya hanya ingin (cepat) pulang ke rumah. Saya tidak mau berada di sini."