Kamis 02 Jun 2016 14:50 WIB

Norwegia Perpanjang Larangan Penggunaan Helikopter Super Puma

Sejumlah teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11). (Antara/Novrian Arbi)
Foto: Antara/Novrian Arbi
Sejumlah teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Otoritas Penerbangan Sipil Norwegia memperpanjang larangan terhadap penggunaan helikopter Airbus H225 Super Puma di Norwegia dalam misi pencarian dan penyelamatan, Kamis (2/6).

Pelarangan itu, yang juga mencakup tipe terdahulu dari pesawat yang sama, karena adanya temuan akan logam yang rusak di tempat transmisi helikopter Super Puma yang mengalami kecelakaan di Norwegia pada 29 April lalu, dan menewaskan seluruh 13 orang di dalamnya.

Helikopter Super Puma, yang merupakan unit umum dalam industri perminyakan, dilarang dari lalu lintas komersial di Norwegia dan Inggris menyusul adanya kecelakaan itu, namun sejumlah misi pencarian dan penyelamatan masih mengizinkan penggunaannya.

Perusahaan minyak besar Norwegia, Statoil mengatakan dalam pernyataan yang terpisah mereka akan mencari cara lain mengoperasikan dinas darurat mereka yanga da di landasan Oseberg Field dan Statfjord B yang terletak di Laut Utara. Begitu pula dengan yang ditempatkan di sebuah bandara di Sola.

Helikopter yang mengalami kecelakaan pada April lalu merupakan milik sebuah perusahaan Norwegia. "Statoil diwajibkan memastikan kesiapan untuk memenuhi peraturan yang ada. Statoil saat ini mengerahkan sumber daya yang diperlukan untuk mengamankan persyaratan kesiapan," ujar perusahaan itu.

Para penyelidik telah menyingkirkan kemungkinan akan kesalahan manusia dengan mengatakan kecelakaan itu disebabkan kesalahan teknis.

Pada Rabu, Badan Penyelidikan Kecelakaan Norwegia mengatakan mereka telah menemukan barang bukti logam yang telah aus dalam sebuah bagian di transmisinya. Mereka fokus kepada sejumlah skenario berbeda terkait kecelakaan itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement