Jumat 03 Jun 2016 10:20 WIB

Malaysia Cari 200 Anak Korban Pedofilia Warga Inggris

Red: Ilham
pedofilia - ilustrasi
Foto: blogspot.com
pedofilia - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia tengah mencari sekitar 200 anak-anak di negara ini yang diduga pernah menjadi korban seorang pedofilia warga Inggris, Richard Huckle, yang sedang menghadapi sidang pengadilan di London. Media Malaysia melaporkan, sampai saat ini belum ada laporan polisi yang dibuat anak-anak atau orang tua para korban yang berusia di bawah 12 tahun.

Wakil Kepala Polisi Negara, Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim membenarkan, Bukit Aman sudah menerima laporan dan informasi terperinci dari kepolisian Inggris terkait penyelidikan yang dilakukan terhadap Huckle (30 tahun). "Mereka memberi beberapa petunjuk seperti foto dan video bagi memudahkan PDRM mencari korban, termasuk organisasi non-pemerintah yang dikaitkan dengan lelaki tersebut," katanya.

"Kita berharap dapat menemukan korban untuk meminta keterangan mereka dalam mendapatkan informasi tambahan untuk membantu penyelidikan," kata dia.

Portal berita Inggris melaporkan, Huckle mengaku bersalah atas 71 dakwaan mencabul anak-anak lelaki dan perempuan sejak 2006 hingga 2014 sepanjang berada di Malaysia. Tersangka dilaporkan pernah menyambung studi di bidang teknologi informasi di sebuah universitas swasta di Kuala Lumpur dan menyasar anak-anak dari keluarga miskin sebagai mangsanya.

Dia menggunakan pengaruh agama selain membujuk korban ketika menawarkan diri sebagai guru les bahasa Inggris dan fotografer sambilan. "Laporan korban akan memungkinkan kita mengenal pasti individu lain yang direkrut Huckle untuk melakukan perbuatan tidak senonoh itu," katanya.

Huckle terancam hukuman penjara seumur hidup setelah mengaku bersalah terhadap 71 tuduhan penyerangan seksual terhadap anak-anak. Kejahatan itu diduga dilakukan sejak ia masuk Malaysia pada 2005. Terdakwa sempat mengunjungi Kamboja sebelum kembali ke Malaysia pada 2007 dan menetap di sebuah perkampungan kecil.

Ia mendapat kepercayaan komunitas Kristen miskin sekitar Kuala Lumpur dengan mengadakan kelas bahasa Inggris. Dia menampilkan diri sebagai orang kaya untuk mempengaruhi korban dan keluarga mereka.

Portal berita BBC melaporkan, tim penyelidik menemukan 20 ribu foto pornografi anak-anak, termasuk foto tersangka sedang melakukan pelecehan seksual.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement