REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah konferensi yang dipimpin Prancis untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina akan segera dimulai di Paris, pada Jumat (3/6). Pertemuan akan mempertemukan sejumlah pejabat dari Kuartet Timur Tengah, PBB, Liga Arab dan sejumlah negara lainnya termasuk Indonesia.
Seperti dilansir BBC News, para diplomat mengatakan pertemuan pada Jumat akan mempertemukan semua insentif ekonomi dan jaminan lain yang ditawarkan berbagai negara untuk membuat agenda konferensi perdamaian musim gugur terwujud. Pertemuan kali ini memang tak melibatkan Israel-Palestina, kedua negara baru akan dilibatkan dalam konferensi pada musim gugur mendatang.
Sumber-sumber diplomatik Prancis mengatakan pembicaraan akan fokus pada insiatif perdamaian Saudi pada 2002. Insiatif itu menawarkan pengakuan dunia Arab terhadap keberadaan negara Israel, namun dengan imbalan Israel menyerahkan wilayah yang direbutnya dari Palestina sejak perang 1967.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak inisiatif perdamaian Paris. Tapi ia mengatakan mendukung inisiatif perdamaian Saudi tahun 2002. Netanyahu juga menyerukan negosiasi langsung tanpa prasyarat. Sementara Palestina mendukung inisiatif pembicaraan damai Prancis.
Putaran terakhir perundingan Israel-Palestna berujung kegagalan pada April 2014. Palestina menuduh Israel mengingkari kesepakatan dengan tak membebaskan tahanan Palestina.