Jumat 03 Jun 2016 14:38 WIB

Warga Venezuela : "Kami Ingin Makanan, Kami Lapar"

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ratusan pengunjuk rasa yang marah turun ke jalan dekat istana kepresidenan di Caracas, pada Kamis (2/6). Mereka meneriakkan, "kami ingin makanan!".

Para pengunjuk rasa mengatakan, insiden bermula dari di supermarket terdekat saat muncul orang yang mengaku berafiliasi dengan pemerintah membawa pergi makanan bersubsidi. Padahal banyak warga telah mengantre selama berjam-jam.

"Saya sudah di sini sejak pukul delapan pagi. Tak ada lebih banyak makanan di toko-toko dan supermarket. Kami lapar dan lelah," kata salah satu pengunjuk rasa.

Pasukan keamanan Venezuela berhadapan dengan para pengunjuk rasa yang meneriakkan kalimat, "Kami ingin makanan!". Mereka menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa.

Toko-toko pun menutup pintu mereka, karena polisi terus menembakkan gas air mata. Beberapa pendukung pemerintah bersenjata juga memukuli pengunjuk rasa dengan tongkat.

Presiden Nicolas Maduro mendapat banyak tekanan akibat krisis ekonomi yang memburuk di negara Amerika Selatan itu. Pemerintah selama ini menuduh politisi oposisi menghasut kekacauan tetap mengatakan pasukan keamanan telah mengendalikan situasi.

Maduro menyalahkan penurunan harga minyak dunia dan perang ekonomi pada musuh-musuhnya, yang juga dituduh melakukan kudeta. Setiap hari menurut Maduro, ada orang-orang yang membawa keluar kelompok kekerasan ke jalan-jalan.

Baca juga, Venezuela Naikan Harga Bensin 6000 Persen.

Meski merupakan negara cadangan minyak terbesar di duni, namun Venezuela sedang menderita krisis perekonomian. Mereka mengalami kekurangan drastis barang kebutuhan pokok seperti susu, tepung, melonjaknya harga dan menyusutnya perekonomian.

Kritikus mengatakan, kekacauan ekonomi Venezuela merupakan konsekuensi dari kebijakan sosialis yang gagal. Pihak oposisi juga menginginkan referendum untuk meminta Maduro  mundur digelar tahun ini.

sumber : AP Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement