Jumat 03 Jun 2016 15:14 WIB

Ribuan Pekerja Anak di Thailand Bekerja di Kondisi Berbahaya

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja anak/ilustrasi
Foto: ant
Pekerja anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebuah survei dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Thailand menunjukkan ada lebih dari 10 juta pekerja anak di negara Asia Tenggara itu tahun lalu. Lebih dari 85 ribu dari mereka bekerja dalam kondisi berbahaya. Banyak dari anak-anak dalam angkatan kerja diminta meninggalkan sekolah untuk membantu menghidupi keluarga mereka.

Kepala Departemen Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja Pannee Sriyudhsak mengatakan, 10,8 juta anak berusia lima dan 17 tahun berada di dunia kerja.

Survey menunjukkan, 65.601 anak-anak berusia 15 sampai 17 tahun bekerja dalam kondisi berbahaya. Sekitar 14.093 anak berusia 13 hingga 14 tahun dan 6.112 berusia antara lima dan 12 tahun juga ditemukan bekerja dalam pekerjaan berisiko tinggi.

Pannee mengatakan, 692.819 anak berusia antara 15 dan 17 tahun bekerja lebih dari 48 jam sepekan. Setengah dari mereka bekerja di sektor pertanian, sementara 19 persen dalam perdagangan dan 12 persen di restoran.

Angka ini menunjukkan tingginya jumlah pekerja anak di Thailand dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan tersebut. Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan, Thailand membuat kemajuan signifikan dalam upaya penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak pada 2014.

Baca juga, Ledakan Ekonomi Myanmar Munculkan Pekerja Anak. 

Hal ini terjadi setelah pemerintah melakukan perubahan dengan menaikkan usia minimum untuk bekerja di sektor pertanian menjadi 13 sampai 15 tahun. Usia minimum untuk bekerja di kapal penangkap ikan laut adalah antara 16 dan 18 tahun.

"Namun, anak-anak di Thailand terus terlibat dalam pekerjaan di sektor pertanian, termasuuk sektor pengolahan uang dan seafood, dan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak termasuk dalam eksploitasi seksual komersial," kata Departemen Tenaga Kerja AS dilansir Asian Correspondent, Jumat (3/6).

Ia menambahkan, Thailand masih lemah dalam upaya penegakan terutama di bidang perikanan, pertanian, manufaktur dan sektor bisnis rumahan, serta di sektor informal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement