REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinju legendaris Muhammad Ali menderita parkinson selama tiga dekade. Penyakit tersebut membuatnya susah berbicara dan fisiknya mengalami penurunan. Meski demikian, hal itu tak menghalangi Ali membuat pernyataan politik atau kontroversi.
Pada Desember lalu, ia mengkritik kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump sebab Trump mengajukan usulan melarang umat Muslim memasuki wilayah Amerika. "Kami seluruh Muslim harus melawan semua orang yang menggunakan Islam untuk kepentingan mereka sendiri," ujar Ali.
Pada awal 1960an Ali masuk Islam. Ia juga sangat melawan sikap rasisme di Amerika. Seperti dilansir NBC News, Ali juga menolak saat mau dikirim untuk Perang Vietnam.
Ia mengatakan, "Musuhku itu orang kulit putih bukan Vietkong, Cina, atau Jepang. Kalian kulit putih menghalangiku mendapatkan kebebasanku, menghalangiku mendapatkan keadilan. Bahkan kalian kulit putih tak mau mendukungku untuk melakukan apa yang diperintahkan agamaku, kalian malah menyuruhku pergi dan menyuruhkan bertarung padahal kalian tak pernah mendukungku saat di rumah."
Rupanya keputusan Ali didukung oleh para aktivis anti perang, orang-orang kulit hitam, kaum konservatif, atlet, dan penulis berita olahraga.