REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Cina menolak tekanan AS untuk mengekang aktivitas di Laut Cina Selatan (LCS), Ahad (5/6). Cina menegaskan kedaulatan di sebagian wilayah sengketa dan mengatakan tidak takut masalah.
Laksamana Sun Jianguo mengatakan Cina tidak akan gentar. Termasuk soal putusan pengadilan internasional yang menantang klaim Cina dalam garis putus-putus di LCS.
"Kami tidak membuat masalah, dan kami tidak takut pada masalah," kata Sun dalam konferensi keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura. Konferensi tingkat tinggi ini dihadiri 600 delegasi pemerintah, militer dan keamanan.
Menurut dia, Cina tidak akan menanggung konsekuensi dan membiarkan pelanggaran kedaulatan. "Juga tidak akan membiarkan sejumlah negara membuat kekacauan di Laut Cina Selatan," kata Sun di hari terakhir konferensi.
Selain peringatan terus menerus dari sejumlah negara Asia, seperti Jepang, India, Vietnam dan Korea Selatan, Sun menolak prospek isolasi. Ia mengatakan banyak negara Asia sekarang lebih hangat dan bersahabat pada Cina.
Cina sekarang punya 17 hubungan bilateral dibanding 13 pada 2015. "Saya sebenarnya khawatir pada negara yang ingin perang dingin dengan Cina, karena pada akhirnya mereka malah mengisolasi diri sendiri," katanya.
Soal putusan pengadilan internasional, Cina menegaskan tidak akan mengakui otoritas pengadilan. Sun mengatakan Cina ingin menyelesaikan sengketa dengan Filipina secara bilateral. Ia mengatakan pintu dialog terbuka untuk presiden Filipina terpilih, Rodrigo Duterte.
Sun menyebut Cina selalu sabar dan bijak untuk menyelesaikan sengketa melalui dialog. Cina juga yakin negara terkait punya kebijakan dan kesabaran untuk membuat perdamaian. "Saya percaya bahwa berjabat tangan lebih baik daripada mengepalkan tangan," kata Sun.