REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel mengerahkan anggotanya dalam jumlah besar di Yerusalem untuk mengamankan pawai tahunan yang menandai invasi serta pendudukan Israel di Palestina pada 1967. Orang-orang Arab menyebut peristiwa tersebut dengan sebutan "Naksa" (Kemunduran).
Aljazirah melaporkan, perayaan Naksa kali ini dilakukan di tengah momen di mana Muslim mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Saat ini banyak warga Palestina mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Pawai yang disebut "Harinya Yerusalem" digelar pada Ahad (5/6) oleh warga Israel. Mereka juga berencana melewati wilayah Muslim di Kota Tua sebelum tiba di Tembok Barat. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan ketegangan.
Pada 5 Juni 1967, Israel menyerbu wilayah Palestina, Mesir, dan Suriah. Enam hari kemudian Israel menduduki Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Sejak hari itu, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan diduduki secara ilegal.
Pendudukan dan aneksasi yang dilakukan Israel di Yerusalem Timur tak pernah diakui masyarakat internasional. Hal ini pula yang disebut-sebut menghambat proses perdamaian kedua negara hingga kini.
Tahun ini salah satu organisasi nirlaba mengajukan petisi ke pengadilan tinggi meminta mereka melarang pawai melalui wilayah Muslim. Namun petisi itu ditolak pengadilan, meski kemudian mereka memberi batasan warga Israel boleh berada di sana hanya sampai batas waktu pukul tujuh malam, setelahnya mereka harus dievakuasi dari sana.
Juru bicara polisi Israel Asi Aharoni mengonfirmasi pengerahan pasukan dalam jumlah besar untuk mengamankan pawai. Menurut Aharoni, ada sekitar 2.000 polisi yang dikerahkan.
"Kami akan berada di sana dalam jumlah sangat besar," ujar Aharoni.
Baca: Netanyahu Kembali Bertemu Putin Bahas Konflik Suriah