REPUBLIKA.CO.ID, ZUWARA -- Organisasi Bulan Sabit Merah mengatakan pada Ahad (5/6), ada sekitar 133 mayat migran yang terdampar di kota sebelah barat Libya, Zuwara, dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mengatakan, tiga per empat di antaranya perempuan dan lima anak-anak.
Juru bicara Bulan Sabit Merah, al-Khamis al-Bosaifi, mengatakan, tak ada dokumen yang ditemukan bersama mayat-mayat tersebut. Kondisi sebagian besar mayat juga sudah membusuk. Namun, mereka diperkirakan berasal dari sub-Sahara Afrika.
Seorang pejabat keamanan setempat mengatakan, para migran sepertinya berangkat dari Kota Sabratha. Pekan lalu, terdapat lonjakan keberangkatan perahu dari sana yang menyebabkan kematian ratusan migran.
Para migran ini berharap dapat mencapai pantai Italia dan Libya dengan membayar ratusan dolar kepada para pelaku perdagangan manusia. Padahal, penyeberangan ini jauh lebih berbahaya dibanding penyeberangan antara Turki dan Yunani.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 40 ribu migran telah tiba di Italia setelah mengarungi Laut Mediterania. Lebih dari 2.000 orang telah meninggal saat melakukan perjalanan menyeberang tersebut.