REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Sebuah bom mengguncang pusat kota Istanbul, Turki, Selasa pagi (7/6) pukul 08.50 waktu setempat atau 12.50 WIB.
Bom yang meledak di dekat stasiun metro Vezneciler, kawasan Beyazit, menurut laman BBC menewaskan 11 orang dan melukai 36 lainnya.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki merilis keterangan pers bom juga melukai seorang Pelajar Indonesia bernama Azwar Abadi Arsyad, mahasiswa Jurusa Fisika, Istanbul University. Azwar mengalami luka ringan di kepala akibat plafon ruangan kelasnya ambruk akibat getaran bom.
"Saya pikir (ada) gempa. Kami semua di kelas karena ujian dimulai 10 menit lagi," ujar mahasiswa asal Makassar itu.
Pada hari ini mahasiswa di Turki mayoritas sedang menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS), dan dimulai jam 09.00 pagi. "Kaca-kaca kampus juga pecah terkena guncangan, sepertinya ujian bakal ditunda sore hari atau mungkin pekan depan" lanjutnya.
Menurut Azwar, ledakan bom yang dikendalikan dari jauh itu demikian kerasnya sehingga suara ledakan bisa didengar hingga radius dua kilometer. Data PPI Turki menyebutkan sedikitnya ada tujuh pelajar Indonesia yang kuliah di Fakultas FEN (Sains), Istanbul University.
Di komplek tersebut ada tiga fakultas, yaitu Edebiyat (Sastra), Surnleri (Perikanan) dan Fen (Sains). Bom meledak di dekat kampus Fakultas Sains, Istanbul University yang terletak di depan stasiun bawah tanah Vezneciler.
Selain ledakan bom, terdengar juga suara letusan peluru di kawasan di mana mobil polisi menjadi target bom. Sepanjang 2016 telah terjadi empat ledakan di Turki, yakni 12 turis Jerman tewas di ledakan Januari, 28 orang meninggal di pawai militer di Ankara pada Februari. Di bulan Maret, 35 orang tewas dalam serangan teror oleh militan Kurdi di Ankara, dan empat orang terbunuh dalam aksi ledakan bunuh diri di Istanbul.
sumber : Antara
Advertisement